Wednesday, 25 January 2017

PERANCANGAN INNOVATION PRODUCT SEBAGAI MEDIA PROMOSI DAN PEMILIHAN STRATEGI PROMOSI PENJUALAN SUSU PASTEURISASI DAN YOGHURT (BEST COW) PADA KOPERASI PETERNAKAN GALUR MURNI  DESA RAUNG KECAMATAN AJUNG KABUPATEN JEMBERxx

            








Disusun Oleh
Andyo Rendra Desmawan
NIM P601152628




PROGRAM STUDI  AGRIBISNIS TERAPAN
PROGRAM PASCASARJANA
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2016



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
            Usaha peternakan sapi perah adalah salah satu usaha yang sangat menjanjikan dan peluangnya masih terbuka secara luas. Dukungan pemerintah untuk mencerdaskan bangsa yaitu dengan adanya gerakan minum susu secara nasional yang telah mulai dijalankan di beberapa daerah, turut menunjang usaha peternakan sapi perah sebagai salah satu usaha yang perlu dikembangkan. Mengingat besarnya potensi yang dimiliki indonesia untuk pengembangan usaha sapi perah.
Bahan pangan yang sangat penting untuk kebutuhan gizi masyarakat dan merupakan komoditas strategis adalah susu. Konsumsi susu per kapita masyarakat indonesia tahun 2000 relatif sangat rendah, 4,2 liter per tahun sedangkan rata-rata konsumsi per kapita negara-negara lain jauh lebih tinggi seperti malaysia yaitu lebih dari 20 liter perkapita pertahun. Jika konsumsi rata-rata indonesia meningkat setengah saja dari rata-rata konsumsi per kapita negara malaysia, maka kebutuhan susu diperkirakan akan meningkat luar biasa. Namun peningkatan permintaan produk susu tersebut diserap oleh pasar luar negeri dengan persentase impor susu mencapai 71,57% pada tahun 2002, sedangkan produksi susu dalam negeri tidak memanfaatkan peluang tersebut secara optimal (Ellyza Nurdin 2011).
Produksi susu lokal yang rendah akibat usaha peternakan yang tidak dilaksanakan secara optimal dan serius, dibuktikan dengan skala usaha peternakan di indonesia yang hanya bersifat skala rumah tangga dengan kepemilikan sapi berkisar antara dua sampai ekor. Hal ini dikarenakan keterbatasan informasi dan hasil penelitian tentang potensi usaha sapi perah yang bernilai profitable serta potensi wilayah dan strategi pengembangan di indonesia menyebabkan para investor tidak melirik usaha peternakan sapi perah ini dampaknya secara tidak langsung adalah kurangnya penyediaan modal untuk pengembangan peternakan sapi perah tersebut.
Tantangan yang dihadapi secara makro adalah permintaan susu mencapai 1.306 ribu ton (2005) sedangkan produksi nasional baru mencapai 345 ribu ton pertahun atau 26% dari permintaan (Data Dirjen peternakan, 2006). Dengan pertumbuhan ekonomi yang baik sekitar 6,1 %, konsumsi susu per kapita per tahun akan meningkat menjadi 10,75 kg, kebutuhan susu dalam negeri akan menjadi ± 2,4 juta ton sehingga kekurangan susu akan mencapai 1,7 juta ton (71,6%). Selama ini kebutuhan susu nasional sangat bergantung kepada bahan baku impor. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlangsung lama tanpa adanya upaya perbaikan pengelolaan sapi perah. Untuk memperbaiki keadaan ini dibutuhkan usaha yang keras dari segala komponen yang terkait, mulai dari peternak sampai dengan pemerintah.
 Pengembangan usaha peternakan sapi perah di indonesia (on farm) beserta industri pengelolahanya (off farm) mengalami kemajuan pesat. Usaha peternakan sapi perah dewasa ini semakin bergairah, terutama setelah adanya kenaikan harga jual susu ditingkat peternak. Kenaikan tersebut belum memenuhi harapan peternak secara keseluruhan, tetapi sudah memberikan sebuah harapan bagi kelangsungan usaha peternakan sapi rakyat. Akibat kenaikan harga jual susu sapi tersebut, maka secara tidak langsung berdampak pada harga komoditas sapi perah, baik di tingkat peternak, tengkulak, maupun pasar hewan. Peningkatan produksi susu secara nasional yaitu dengan mendatangkan bibit berkualitas, tetapi akan lebih baik lagi jika menata terlebih dahulu peternakan yang sudah ada dengan melakukan inventarisasi sapi perah berkualitas yang ada di dalam negeri, khususnya sapi perah rakyat. Indonesia mendatangkan sapi perah impor belum tentu memecahkan masalah yang selama ini ada, karena belum tentu sapi impor tersebut mampu beradaptasi di sebagian besar wilayah indonesia. Adanya bibit sapi perah yang selama ini ada, di upayakan kualitasnya lebih baik lagi, sesuai dengan iklim di indonesia. Bukan hal yang mustahil, karena pada beberapa peternakan rakyat dapat di temui sapi perah dengan produksi susu yang cukup bagus untuk ukuran nasional, yakni mampu menghasilkan susu 25-35 liter per hari per ekor (Prasetya,2012)
Berdasarkan data statistik peternakan Kabupaten Jember mulai tahun 2012, tercatat bahwa jumlah populasi ternak perah mengalami peningkatan hal ini juga berkorelasi juga pada jumlah produksi susu yang mengalami kenaikan. Tercatat bahwa jumlah populasi sapi perah dan produksi susu mengalami penambahan secara signifikan pertahunnya hingga pada tahun 2015. Data yang menunjukan jumlah populasi ternak dan produksi susu mengalami penambahan setiap tahunnya.
Tabel data jumlah produksi susu di Kabupaten jember pada
 tahun 2011-2015
No
Produksi Susu (Kg)
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
1
Sapi Perah
0
2.130.381
2.760.263
2.930.387
2.612.694
2
Kambing Perah
0
0
76.212
0
0

Tabel data statistik jumlah populasi ternak perah di kabupaten jember pada tahun 2011-2015
No
Jenis Ternak
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
1
Sapi Potong
4.727.298
4.957.477
3.949.097
4.125.333
4.267.325
2
Sapi Perah
296.350
308.811
237.673
245.246
255.947
3
Kerbau
32.675
33.498
28.118
28.507
27.792
4
Kambing
2.830.915
2.879.369
2.937.980
3.090.159
3.178.197
5
Domba
942.915
1.088.602
1.185.472
1.221.755
1.282.910








Pemerintah provinsi jawa timur terus mengupayakan menambah impor bibit sapi perah untuk berkontribusi menyiapkan target indonesia swasembada susu pada 2020. Hal ini juga dikarenakan karena jawa timur merupakan sentra penghasil susu sapi perah terbesar. Banyaknya perusahaan di jawa timur yang membutuhkan bahan baku susu membuat pemerintah jawa timur untuk menambah jumlah populasi sapi perah, sehingga pertumbuhan jumlah populasi ternak sapi perah juga diikuti dengan pertumbuhan produksi susu sapi yang semakin tinggi.
Pulau jawa menduduki daerah ternak sapi perah tertinggi di indonesia. Banyak terdapat peternak sapiu perah di beberapa provinsi dipulau jawa, salah satunya adalah provinsi jawa timur. Provinsi jawa timur merupakan provinsi peternak sapi perah dan sekaligus penghasil susu sapi perah terbesar di indonesia, urutan kedua dan ketiga yang memiliki ternak sapi perah terbesar dipulau jawa yaitu jawa tengah dan jawa barat. Data yang menunjukan bahwa pulau jawa dan provinsi jawa timur merupakan peternak sapi perah dan penghasil susu sapi perah terbesar di indonesia dapat dilihat pada tabel berikut.


















Populasi Sapi Perah Menurut Provinsi 2012-2016
   (Ekor)
Provinsi
Tahun
Pertumbuhan/
Growth
2016 over 2015
                 2012              2013              2014                2015               2016

1      Aceh
2      Sumatera Utara
3      Sumatera Barat
4      Riau
5      Jambi
6      Sumatera Selatan
7      Bengkulu
8      Lampung
9      Kepulauan Bangka Belitung
10     Kepulauan Riau
11     D.K.I. Jakarta
12     Jawa Barat
13     Jawa Tengah
14     D.I. Yogyakarta
15     Jawa Timur
16     Banten
17     Bali
18     Nusa Tenggara Barat
19     Nusa Tenggara Timur
20     Kalimantan Barat
21     Kalimantan Tengah
22     Kalimantan Selatan
23     Kalimantan Timur
24     Kalimantan Utara
25     Sulawesi Utara
26     Sulawesi Tengah
27     Sulawesi Selatan
28     Sulawesi Tenggara
29     Gorontalo
30     Sulawesi Barat
31     Maluku
32     Maluku Utara
33     Papua Barat
34     Papua

28                 25                 90                 62                 62                       0,00
1.057            1.901            1.088            1.078            1.163                       7,88
646            1.101               674               849               891                       4,96
228               266               143               140               146                       4,00
66                 64                 64                 30                 30                       0,29
130               324                 95               124               133                       7,26
277               183               190               189               215                     13,79
346               268               285               461               463                       0,43
126               408               147               161               175                       8,70
-                    -                   6                   7                   7                       0,00
2.775            2.686            2.638            2.433            2.603                       7,00
136.054        103.832        123.140        116.400        119.287                       2,48
154.398        103.794        122.566        134.670        137.434                       2,05
3.934            4.326            3.990            4.044            4.066                       0,54
308.841        222.910        245.246        255.947        264.905                       3,50
44                 31                 36                 20                 22                     10,00
133               107                 97                    -                    -                             -
18                 18                    -                    -                    -                             -
34                 39                 45                 43                 49                     13,95
290               169                 49                 43                 43                       0,00
-                    -                    -                    -                    -                             -
209               156               232               228               345                     51,32
42                 28                 77                 79               117                     48,10
2                   1                   1                       2,00
216               106                 88                 77               102                     32,47
8                 10                 10                 10                 10                       0,00
1.961            1.426            1.464            1.515            1.553                       2,50
-                    -                   9                 12                 13                       8,33
16                 14                 13                   7                   7                       0,00
48                 44                 32                    -                    -                             -
-                   1                    -                    -                    -                             -
-                    -                    -                    -                    -                             -
-                    -                    -                    -                    -                             -
15                   5                    -                 19                 19                       0,00

Indonesia

       611.939        444.266        502.516        518.649        533.860                       2,93
Sumber         : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Source          : Directorate General of Livestock and Animal Health Resources
Keterangan : *)  Angka Sementara
- )  Data tidak tersedia
Note             :*)  Preliminary  figure
- )  Data not available
Jember merupakan salah satu kabupaten penghasil susu sapi perah di provinsi jawa timur. Terdapat beberapa kecamatan di kabupaten jember yang berternak sapi perah. Sebagian besar masyarakat dan berprofesi sebagai peternak sapi perah. Hal ini mengingat bahwa terdapat banyak potensi yang menjanjikan dalam beternak sapi perah dan banyak manfaat yang dirasakan dalam mengkonsumsi susu sapi perah. Manfaat budidaya sapi perah diantaranya adalah :
1.      Sapi perah menghasilkan susu segar untuk dikemas. Susu merupakan bahan pangan sumber protein hewani yang harganya relatif murah jika dibandingkan dengan daging. Harga susu jauh lebih murah dibandingkan dengan daging jika dilihat dari kadar proteinnya. Oleh sebab itu pemeliharaan sapi perah dapat menunjang peningkatan gizi keluarga indonesia.
2.      Sapi perah juga menghasilkan sabun susu. Sabun ini sangat baik digunakan oleh semua orang, dari anak-anak sampai dewasa maupun lansia sangat baik menggunakan sabun ini. Sabun ini memiliki banyak khasiat, diantaranya dapat menghaluskan kulit, menghilangkan flek hitam, noda serta mencegah penuaan dini.
3.      Kotoran dari sapi perah ini juga dapat menghasilkan biogas sebagai penngganti gas elpiji. Kotoran sapi memiliki kandungan methan yang sangat tinggi dan kandungan karbon dioksida (CO2) juga cukup banyak. Dengan dua unsur itu, pemanfaatan kotoran sapi untuk biogas bisa terjadi. Karena itu walaupun tidak ada seleksi khusus untuk kotoran sapi yang akan diolah, namun kotoran sapi harus dijaga agar tidak terkena air sabun dan sinar matahari.
4.      Pupuk dari biogas ini pun sangat laku dipasaran, karena pupuk ini merupakan pupuk organik yang sangat bagus untuk tanaman pertanian (Prasetya, H, 2012)
Banyaknya manfaat dari budidaya sapi perah tersebut, sehingga sebagian masyarakat di kabupaten jember memiliki keinginan untuk berbudidaya sapi perah dan merasakan banyaknya manfaat dari budidaya sapi perah tersebut. Potensi peternakan memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan.mengingat ketersediaan lahan yang cukup luas, potensi alam sebagai ketersediaan pakan bila dikelola dengan baik juga sangat mencukupi. Manajemen pakan memiliki proporsi sebesar tujuh puluh persen dalam produktivitas susu, dan sisanya adalah breeding dan manajemen kandang. Dalam rangka meningkatkan efisiensi manajemen pemeliharaan ternak khususnya pemberian pakan, perlu dilakukan strategi pemberian pakan yang meliputi penyediaan bahan pakan, penyusunan ransum, penyajian pakan dan peran kelembagaan yang terkait.
     Usaha susu sapi perah pada koperasi galur murni merupakan badan usaha yang bergerak dibidang keuangan, yaitu simpan pinjam dan merupakan tempat pemasaran susu sapi perah yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok peternak sapi perah yang berada disekitarnya. Usaha susu sapi perah pada koperasi peternak galur murni terletak di desa ajung kecamatan kaliwates kabupaten jember. Anggota usaha susu sapi perah pada koperasi peternak galur murni merupakan kelompok peternak sapi perah yang berasal dari beberapa kecamatan di kabupaten jember. Beberapa kelompok peternak sapi perah tersebut yaitu kecamatan kaliwates, balung puger, gumukmas, sukorambi, mumbulsari, sumberbaru, panti, silo dan sumbersari. Dengan demikian, koperasi tersebut menghasilkan produksi susu sapi perah yang cukup banyak yaitu 2500 L/hari. Dimana produksi sapi tersebut mengalami peningkatan produksi tiap tahunnya, hal ini terlihat dari info peneliti yang didapay pada kopeasi tesebut. Dahulunya hanya memproduksi susu sapi sebanyak 1.500 L/hari. Selain itu, koperai tersebut sudah mulai bekerja sama dengan perusahaan susu “Nestsle” yang terletak di kabupaten Pasurun sejak tahun 2011. Usaha susu perah pada kopersai sapi peternak Galur Murni merupakan salah satu badan usaha di bidang usaha susu sapi perah di Kabupaten Jember yang cukup terkenal dengan kenikmatan rasa susu sapinya dan terbesar di Kabupaten Jember.
Pemasaran susu segar yang terjadi pada koperasi peternak galur murni desa raung kecamatan ajung Kabupaten Jember  yaitu ada 2 macam, yaitu koperasi peternak galur murni sebagai produsen langsung ke konsumen akhir/PT. Nestle dan koperasi peternak galur murni sebagai produsen melalui perantara agen/loper susu hingga ke konsumen akhir.
Koperasi galur murni memiliki beberapa permasalahan beberapa diantaranya pembuangan limbah padat yang terkadang mengalami kendala pada saat penampungan mulai penuh, kurangnya media promosi untuk perluasan pasar. (1) Pengenalan produk susu segar best cow berikut olahannya baik susu pateurisasi dan yoghurt kepada masyarakat (2) Merancang inovasi kemasan yang tidak hanya berfungsi sebagai pelindung produk namun juga sebagai media promosi yang menarik bagi konsumen (3) Serta membantu proses perizinan usaha seperti PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), sebagai penunjang usaha koperasi peternak galur murni.

1.2    Tujuan
1.2.1        Tujuan umum
Tujuan umum kegiatan Magang kerja pemberdayaan (MKP) koperasi peternak galur murni desa raung kecamatan ajung Kabupaten Jember adalah sebagai berikut :
1.      Melatih peserta magang untuk berfikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan dengan pendekatan ilmu yang diperoleh di kampus.
2.      Meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta pemahaman peserta magang mengenai kegiatan perusahaan mulai dari produksi hingga pemasaran





1.2.2        Tujuan khusus
Tujuan khusus kegiatan Magang kerja pemberdayaan (MKP) koperasi peternak galur murni desa raung kecamatan ajung Kabupaten Jember  adalah sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasi masalah, merumuskan dan memberikan alternatif pemecahan masalah (problem solving) yang terdapat pada  koperasi peternak galur murni desa raung kecamatan ajung Kabupaten Jember.
2.      Mengindentifikasi dan menjelaskan tentang sistem manajemen koperasi galur murni, prosedur kerja dan ruang lingkup koperasi galur murni
1.3    Manfaat dan Relevansi
1.3.1        Manfaat Bagi masyarakat
Manfaat yang dapat diambil dalam kegiatan Magang Kerja Pemberdayaan (MKP) di koperasi peternak galur murni desa raung kecamatan ajung Kabupaten Jember adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai sarana evaluasi untuk meningkatkan produktivitas kinerja menjadi lebih baik.
2.      Mengetahui cara-cara mengatasi permasalahan yang dihadapi koperasi peternak galur murni desa raung kecamatan ajung Kabupaten Jember.

1.3.2        Kompetensi Peserta
Kompetensi peserta dalam kegiatan Magang Kerja Pemberdayaan (MKP) di koperasi peternak galur murni desa raung kecamatan ajung Kabupaten Jember adalah sebagai berikut :
1.      Peserta Magang Kerja Pemberdayaan (MKP) mengamati seperangkat indikator penilaian dan pengendalian manajemen produksi dan operasi pada koperasi galur murni pengolahan susu segar, yogurt dan pembuatan susu pasteurisasi, serta melalui uji empiris dan teoritis menghasilkan indikator kinerja yang layak digunakan untuk mengukur kinerja guna meningkatkan mutu layanan.
2.      Peserta Magang Kerja Pemberdayaan (MKP) memberikan informasi mengenai metode peningkatan mutu layanan dan melalui pendekatan perpektif konsumen dan produsen para pelaku koperasi galur murni susu best cow khususnya kinerja pemasaran.
3.      Perserta Magang Kerja Pemberdayaan (MKP) mengidentifikasi indikator-indikator kinerja yang perlu ditingkatkan, sehingga produk susu koperasi peternakan galur murni (best cow)  yang dihasilkan secara keseluruhan berkualitas dan dapat diterima sesuai harapan konsumen

1.4    Tempat dan waktu pelaksanaan
Kegiatan Magang kerja Pemberdayaan (MKP) Dilaksanakan di koperasi peternak galur murni desa raung kecamatan ajung Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur Pada Tanggal 24 oktober s/d 24 Januari 2016, yang terbagi menjadi kegiatan pengenalan, adaptasi, perumusan masalah, rencana desain penyelesaian, pelaksanaan seminar proposal, pelaksanaan implementasi rencana proposal, seminar hasil kegiatan, laporan kegiatan dan  penyempurnaan laporan serta jilid


HARUS ADA DI LATAR BELAKANG
1.      BERAPA TOTAL PENJUALAN?
2.      BERAPA NILAI JENUH PASAR? DIBANDINGKAN PESAING?
3.      TARGET KONSUMEN?
4.      PRODUCT INNOVATION --> ? APAKAH INGIN DI BUAT PERMEN? APA INGIN DIKALENGKAN? BENTUK BUBUK LARUT DALAM AIR?
5.      APAKAH SUDAH SESUAI STANDART??? SNI NOMER BERAPA....








BAB II
TINJAUAN UMUM ORGANISASI MAGANG KERJA PEMBERDAYAAN (MKP)


2.1  Sejarah Koperasi Galur Murni
Koperasi Peternak Galur Murni merupakan salah satu koperasi yang bergerak di bidang susu sapi perah dan bidang usaha yaitu usaha ternak sapi perah. Produk yang dihasilkan oleh koperasi ini yaitu berupa susu sapi segar yang banyak digemari oleh masyarakat indonesia, karena kandungan gizi dan protein yang terkandung didalamnya. Koperasi peternak galur murni pertama kali didirikan oleh Bapak Imam Bonari, S.Pt tepatnya pada tahun 1999, akan tetapi pada tahun 1999 Koperasi tersebut masih bergerak di bidang sapi potong, selama kurang dari 10 tahun bergerak di bidang usaha ternak sapi potong, koperasi tersebut beralih fungsi ke bidang usaha ternak sapi perah. Koperasi Peternak Galur Murni mulai mendapat izin dari menteri perdagangan yang dileluarkan oleh kepala kantor wilayah Departeman perdagangan propinsi Jawa Timur dengan SIUP No 503/513/436.314/2006 dan TDP 13.07.2.52.00522, sedangkan NPWP nya 01.947.692.8-626.000. Produksi yang dihasilkan oleh peternak koperasi galur murni semakin lama semakin mengalami perkembangan. Peningkatan produksi tersebut terjadi karena populasi sapi perah dari tahun ke tahun yang semakin meningkat jumlahnya dan semakin bertambah pula jumlah konsumen susunya.
Koperasi Peternak Galur Murni yang awalnya bergerak dibidang usaha ternak sapi potong terpaksa berhenti produksinya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi adalah semakin meningkatnya biaya produksi yang tidak dapat ditutupi dengan penerimaan atau hasil penjualan produk sapi potong yang dihasilkan, sehingga pada akhirnya koperasi tersebut beralih fungsi untuk bergerak di bidang usaha ternak sapi perah yang menghasilkan susu segar.
Dengan seiring waktu, koperasi peternak galur murni mulai berkembang produksinya, dimana pada tahun 2011 koperasi tersebut telah bekerjasama dengan perusahaan susu PT. Nestle Indonesia. Koperasi Peternak Galur Murni juga sudah bekerjasama dengan banyak lembaga lain selain PT Nestle Indonesia dan bermitra dengan kelompok peternak sapi perah yang tidak lain sebagai anggota dari koperasi tersebut. Awalnya jumlah populasi sapi perahnya yaitu sebanyak 247 ekor, akan tetapi sampai sekarang jumlah populasinya mengalami peningkatan yaitu sebanyak 311 ekor dari semua jenis sapi perah (campuran).
Pada awalnya koperasi peternak galur murni tersebut hanya bergerak dibidang usaha pemasaran susu sapi perah dan hanya pada daerah jember saja daerah pemasarannya. Semakin lama koperasi peternak galur murni mengalama perkembangan yang sangat pesat. Sampai saat ini kegiatan usaha yang terdapat dikoperasi peternak galur murni tidak hanya pemasaran susu sapinya, akan tetapi kegiatan pokoknya adalah produksi susu yang terbagi dalam beberapa sub kegiatan yang meliputi pengembangan usaha peternakan sapi perah, penampungan dan distribusi susu segar, pengolahan susu segar, pembuatan pakan konsentrat, dan simpan pinjam modal usaha. Koperasi Peternak Galur Murni memeliki 3 unit penampungan susu yang tersebar didaerah jember, yaitu di daerah Kecamatan Sumberbaru, Ajung dan Kecamatan Bangorejo.

2.2  Kegiatan Organisasi Tempat Magang Kerja Pemberdayaan (MKP)
Kegiatan Utama di Koperasi Peternak Galur Murni di Kecamatan Ajung berupa kegiatan produksi, tindakan higienis terhadap sapi perah dan pemasaran

2.2.1        Kegiatan Produksi
Koperasi Peternak Galur Murni di Kecamatan Ajung dalam operasinya melalui proses produksi alami dari sapi perah dan produk yang dihasilkan tanpa melalui proses pengolahan lagi, yaitu susu segar. Tetapi ada juga yang mengalami proses pengolahan lagi yaitu susu pasteurisasi dan yoghurt.
1.      Sebelum pemerahan, maka terlebih dahulu sapi perah dimandikan dan dibersihkan dari kotoran-kotoran sapi.
2.      Setelah sapi perah dimandikan dan dibersihkan, kemudian sapi perah diberi makan dan minum yang terdiri dari rumput gajah, ampas tahu, gamblong dan konsentrat.
3.      Setelah diberi makan dan minum, sapi siap diperah untuk diambil susunya dengan alat mesin perah.
4.      Setelah sapi diperah, kemudian disaring dengan kain saring dan dimasukan ke milk can.
5.      Susu sapi perah setelah disaring tersebut dimasukkan ke wadah milk can susu untuk disimpan di colling unit dan disetorkan.

2.2.2        Penanganan Air susu
Penanganan susu segar sangat diperlukan untuk memperlambat penurunan kualitas susu atau memperpanjang massa simpan susu. Cara penanganan air susu sesudah pemerahan adalah sebagai berikut:
1.      Air susu hasil pemerahan harus segera dikeluarkan dari kandang untuk menjaga jangan sampai susu tersebut berbau sapi atau kandang.
2.      Air susu tersebut disaring dengan saringan yang terbuat dari kapas atau kain putih dan bersih, susu tersebut disaring langsung dalam milk can. Penyaringan susu merupakan uji kebersihan yang meliputi warna, bau, rasa, dan ada tidaknya kotoran dalam susu. Bertujuan memisahkan benda-benda pengotor susu yang terbawa saat proses pemerahan. Penyaringan juga bertujuan untuk menghilangkan sebagian leukosit dan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan susu selama penyimpanan. Limbah yang dihasilkan berasal dari tumpahan bahan baku. Segera setelah selesai penyaringan milk can tersebut ditutup rapat. Kain penyaring harus dicuci bersih
3.      Uji reduktase methylen blue digunakan untuk mengukur aktifitas bakteri yang terdapat di dalam susu dan dapat pula digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri dalam susu. Uji reduktase ini berdasarkan atas aktivitas mikroba dalam susu sehingga menghasilkan senyawa pereduksi yang dapat mengubah warna biru methylene blue menjadi putih jernih. Makin lama perubahan warna dari biru menjadi putih berarti aktivitas bakteri kecil atau jumlah bakteri sedikit dan susu mempunyai mutu yang baik. Sehingga dalam pengujian ini dikategorikan menjadi 4 yaitu:
a.         Mutu sangat baik jika lama reduktase lebih dari 8 jam dengan perkiraan jumlah bakteri kurang dari 500 ribu/ml.
b.        Mutu susu baik apabila lama reduktase 6 sampai 8 jam dengan perkiraan jumlah bakteri 1 sampai 4 juta/ml.
c.         Mutu susu cukup baik apabila lama reduktase  2sampai 6 jam dengan perkiraan jumlah bakteri 4 sampai 20 juta/ml.
d.        Mutu rendah apabila lama reduktase kurang dari 2 jam dengan perkiraan jumlah bakteri lebih dari 29 juta/ml.
4.      Uji alkohol dilakukan untuk mengetahui adanya susu yang rusak, apabila terdapat butir–butir susu pada dinding tabung menunjukkan susu tersebut positif telah rusak. Susu segar yang berkualitas baik tidak akan pecah atau menggumpal bila dipanaskan atau dididihkan. Sebaliknya, susu yang bermutu jelek akan mengalami penggumpalan bila dipanaskan. Hal itu terjadi karena adanya asam yang dihasilkan oleh mikroba dari peruraian laktosa. Asam tersebut mengakibatkan protein susu mudah mengalami denaturasi dan penggumpalan bila dilakukan pemanasan. Jadi, susu yang telah banyak ditumbuhi mikroba akan menjadi asam dan mudah pecah bila dipanaskan
5.      Air susu perlu didinginkan secepat mungkin sesudah pemerahan dan penyaringan sekurang-kurangnya pada suhu 4°C-7°C selama 2-3 jam. Hal ini dilakukan untuk mencegah berkembangnya kuman yang terdapat didalam air susu.

2.2.3        Proses Pengolahan Air susu
                                   1.            Pembuatan susu pasteurisasi
Pasteurisasi susu adalah suatu perlakuan pemanasan terhadap semua partikel susu atau produk susu sekurang-kurangnya 143°F dan dipertahankan pada suhu tersebut sekurang-kurangnya 30 menit atau minimal pada suhu 160°F selama 15 detik. Hal ini bertujuan untuk membunuh semua mikroorganisme patogen serta sebagian besar mikroorganisme pembusuk. Setelah pasteurisasi diharapkan sekitar 99% dari seluruh mikroorganisme telah terbunuh. Dengan demikian susu pasteurisasi akan aman untuk dikonsumsi dan daya simpannya lebih panjang.
                                   2.            Pembuatan Yoghurt
Susu terfermentasi dapat dibuat melalui beberapa cara yaitu menambahkan enzim-enzim untuk proses fermentasinya atau menambahkan mikrobia yang dapat melakukan proses fermentasi susu, cara yang pertama sangat mahal karena enzim-enzim yang harus ditambahkan jumlahnya lebih dari satu dan harus diberikan dalam kondisi tingkat kemurnian tinggi. Oleh sebab itu cara penambahan mikrobia yang dipilih, karena mikrobia tersebut secara alami terdapat pada susu, kita hanya tinggal mengisolasinya menjadi biakan murni untuk selanjutnya diperbanyak dan ditambahkan pada susu yang difermentasi.





2.2.4        Proses Pemasaran
Pemasaran merupakan langkah akhir dalam proses produksi. Keberhasilan suatu produksi ditentukan dari pemasarannya. Oleh karena itu, pengusaha harus mengetahui dan memahami tujuan akhir dari hasil produksinya untuk dipasarkan.
Pemerahan susu segar yang terjadi pada koperasi Peternak Galur Murni di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember dilakukan pada waktu pagi hari pukul 07.00 WIB dan sore hari 15.30 WIB. Daerah pemasarannya yaitu pada daerah Kabupaten Jember. Sedangkan yang langsung dikirim ke PT. Nestle dilakukan setiap 2 hari sekali.
Saluran pemasarannya yaitu ada 2 macam, yaitu saluran pertama koperasi peternak galur murni sebagai produsen langsung ke konsumen akhir/PT. Nestle dan saluran  kedua koperasi peternak galur muri sebagai produsen melalui perantara agen/loper susu hingga ke kosumen akhir. Saluran pemasarannya dapat dilihat pada gambar 1.2 dibawah ini.
Produsen
(Koperasi Peternak Galur Murni)
Agen/Loper Susu
Konsumen
PT. Nestle
 












Gambar 1.2 Saluran Pemasaran Pada koperasi Peternak Galur Murni











2.3  Kelembagaan Magang Kerja Pemberdayaan (MKP)
2.3.1             Struktur Organisasi Koperasi Peternak Galur Murni
Dinas
Quality Control
Ketua
Bendahara
Sekretaris
Wakil Ketua
Administrasi
Pengawas
Kesekretariat
Kesehatan & IB
Manajer
Wakil Bendahara
Keuangan
Administrasi
Sopir
Asisten Kesehatan












Gambar 1.3 Struktur Organisasi Koperasi Peternak Galur Murni
Keterangan :
                              : Pembina                                          : Manajemen
                              : Pengurus


2.3.2   Sumberdaya Manusia dan Tata Kelola Manajemen
Pengurus Koperasi Peternak Galur Murni terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan wakil bendahara. Kepengurusan Koperasi Peternak Galur Murni diketuai oleh Bapak Imam Bonari, S.Pt. Wakil ketua dijabat oleh Bapak Heri Widodo, S.Pd. Sekretaris dijabat oleh Bapak Drs. Titis Bendahara dijabat Oleh Ibu Artika dan wakil bendahara dijabat oleh Bapak Purwoto, S.Pt. Pengurus tersebut bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sehari-hari yang berlangsung didalam koperasi peternak galur murni. Selain anggota pengurus adapula anggota manajemen. Jabatan dan fungsi manajemen terlihat dibawah ini tabel 1.4

Tabel 1.4 Manajemen Koperasi Peternak Galur Murni
  No
Nama
Jabatan
Fungsi/Tugas kerja
1
Nyoman Ariwibowo, S.Pt
Manajer
Bertanggung jawab terhadap seluruh proses unit sapi perah
2
Yudi
Kesehatan & IB
Bertanggung jawab pada kesehatan dan pelayanan reproduksi (IB)
3
Ina Nopitawati, S.Pt
Quality Control
Hubungan kerja dengan manajer, keuangan operator cooling dan sopir
4
Ahmad syahmilbar, S.Tp
Keuangan
Membuat analisa keuangan koperasi dan peternak serta mencatat seluruh aliran dana keluar dan masuk koperasi
5
septi
Administrasi dan Umum
Hubungan kerja dengan semua bagian
6
Saiful
Asisten kesehatan dan pemeliharaan
Membantu menjaga kesehatan dan pelayanan reproduksi (IB)
7
Rusdi, Adi dan Mujib
Sopir
Bertanggung jawab atas operasional lapangan
8
Imam Hambali dan Irfan
Operator cooling
Bertugas membantu Quality control dan peternak (penerimaan dan penampungan susu)


2.4              Pelaksanaan Magang Relevansinya dengan sistem Kerja Magang Kerja Pemberdayaan (MKP)

Pelaksanaan Magang Kerja Pemberdayaan (MKP) di Koperasi Peternak Galur Murni mengikuti dan mengamati sistem kerja secara menyeluruh mulai dari kegiatan produksi, penanganan air susu serta pengolahan dan pemasaran. Setiap tahapan kegiatan dilakukan dengan cara pencatatan dan wawancara pada beberapa hal sebagian data awal untuk dilakukan analisa.
Mengolah susu menjadi berbagai produk merupakan langkah yang diambil oleh sebagian koperasi susu di Indonesia salah satunya Koperasi peternak galur murni untuk mendongkrak pendapatan. Hal itu dilakukan mengingat harga susu ditingkat peternak yang menjadi anggota relatif rendah. Penggunaan teknologi pengolahan susu  yang terkinipun mulai banyak digunakan. Menjadi pemacu bagi koperasi untuk mengolah susunya sendiri. Seperti yang dilakukan Koperasi peternak galur murni. Dengan teknologi yang ada, koperasi ini telah menjalankan usaha pengolahan berupa susu pasteurisasi dan yoghurt
Terdapat beberapa persoalan yang perlu dibantu penyelesaiannya baik itu diproduksi, pengolahan maupun pemasaran. Perbaikan Produk variants susu pasteurisasi dan yoghurt sebagai penyegaran kemasan agar mempunyai daya tarik bagi konsumen baik dari sisi model dan ukuran. Serta membantu proses perizinan usaha seperti PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), sebagai penunjang usaha koperasi peternak galur murni.
Berdasarkan hal tersebut pada pelaksanaan magang kerja pemberdayaan (MKP) ini penulis ikut membantu menyelesaikan dengan beberapa kajian dan alternatif yang akan diterapkan berdasarkan pengalaman penulis maupun berdasarkan studi teoritis, tujuan akhir yang diharapkan agar koperasi peternak galur murni mempunyai penghasilan tambahan serta memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk susu koperasi peternak galur murni.

BAB III
HASIL PELAKSANAAN MAGANG KERJA PEMBERDAYAAN (MKP)


3.1  Karakteristik Tempat Magang Kerja Pemberdayaan (MKP)
Koperasi Peternak Galur Murni melakukan kegiatan pemeliharaan ternak mulai produksi susu segar dari pemerahan, pengolahan hingga pemasaran. Terdapat beberapa hal yang perlu dikaji kembali dalam membuat susu pasteurisasi serta pembuatan yoghurt baik promosi penjualan yang tepat dalam menunjang kinerja pemasaran produk tersebut
1.      Berdasarkan kajian yang dilakukan, terdapat persoalan yang perlu dikaji kembali yaitu pada proses inovasi label produk serta kemasan yang perlu sentuhan keatifitas juga menambah inovasi variant pada yoghurt seperti tambahan komposisi. Beberapa persoalan yang terdapat pada pada koperasi peternakan galur murni mulai desaign serta kemasan perlu adanya pembaruan agar lebih menarik konsumen untuk membeli. Setidaknya tata kelola manajemen memunculkan suatu gagasan untuk membuat inovasi produk. Harapan koperasi peternakan galur murni menarik konsumen menjadi pelanggan tetap dalam membeli produk koperasi peternakan galur murni.
2.      Guna melindungi masyarakat dari produk pangan olahan yang dapat membahayakan kesehatan konsumen, maka dibutuhkan izin atau sertifikasi atas produk makanan yang dihasilkan oleh para produsen makanan. Semua produk makanan yang akan dipasarkan di Indonesia, baik berasal dari dalam dan luar negeri harus didaftarkan dan disertifikasi melalui instansi yang berwenang. Salah satunya izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Membantu untuk mencari informasi perizinan dan membantu untuk memperoleh izinnya.
3.      Sistem pemasaran yang dilakukan koperasi peternakan galur murni. Saluran pemasarannya yaitu ada 2 macam, yaitu saluran pertama koperasi peternak galur murni sebagai produsen langsung ke konsumen akhir/PT. Nestle dan saluran  kedua koperasi peternak galur murni sebagai produsen melalui perantara agen/loper susu hingga ke kosumen akhir.  Sedangkan berbagai produk yang dibuat oleh koperasi baik susu pasteurisasi dan yoghurt merupakan langkah koperasi galur murni untuk mendongkrak pendapatan. Pemasaran produk olahan seperti susu pasteurisasi serta yoghurt diataranya melalui agen loper susu segar serta pemesanan dari konsumen. Penjualan produk olahan susu ini juga dilakukan diataranya dari mulut ke mulut serta spanduk yang dipasang sebagai sarana promosi. Keterampilan tenaga pemasaran mutlak diperlukan, semakin terampil tenaga pemasaran semakin berpeluang memperoleh penjualan. Keterampilan tenaga pemasaran meliputi keterampilan berkomunikasi, keterampilan bernegosiasi, serta penguasaan pengetahuan tentang produk.

3.2  Analisa Masalah
Salah satu permasalahan yang terdapat pada koperasi peternakan galur murni (best cow) diantaranya pada bagian pemasaran. Pemasaran yang dilakukan belum cukup efektif. Pemasaran yang dilakukan perlu adanya perluasan pemasaran, bisa antar kota seperti bondowoso dan daerah kota lainnya. Perlu adanya penambahan promosi penjualan seperti pemanfaatan media internet, radio untuk mengenalkan produk koperasi (best cow) serta pemanfaatan agen loper susu segar untuk mengenalkan produk koperasi (best cow) seperti susu pasteurisasi, yoghurt kepada konsumen. Permasalah berikutnya belum adanya PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), ijin usaha pangan. Perizinan ini salah satu faktor yang penting untuk penunjang usaha.
Permasalahan berikutnya proses perizinan usaha seperti PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), sebagai penunjang usaha koperasi peternak galur murni. Agar kekuatan usaha koperasi lebih terpanya akan produk yang dipasarkan.
Permasalahan pada pengolahan susu baik susu pasteurisasi dan yoghurt dengan memperbarui kemasan, perlu adanya inovasi baru baik penambahan komposisi juga perubahan desain label dan botol yang update serta menambah varian kemasan agar konsumen semakin tertarik untuk membeli.

3.3  Rancangan Pemecahan Masalah
3.3.1   Pendekatan Dan Metode
            Pendekatan dan metode pada permasalahan pemasaran  dan pengolahan yaitu sebagai berikut :
1.      Pendekatan yang dilakukan untuk permasalahan pemasaran yaitu pemilihan strategi promosi salah satunya melalui pembuatan website / blog untuk situs koperasi peternak galur murni (best cow) dan pembentukan armada penjualan. Personel Armada penjualan dapat dilakukan oleh agen loper susu segar, selain memasarkan susu segar agen diharapkan juga memasarkan susu pasteurisasi dan yoghurt untuk membentuk pelanggan tetap. Dimana tenaga pemasaran ini dibekali dengan kemampuan berkomunikasi yang cakap dalam berpresentasi, keterampilan bernegosiasi dan penguasaan pengetahuan tentang produk.
2.      Pendekatan untuk mencari informasi mengenai cara perizinan untuk usaha prosuk susu . baik informasi dari MUI dan dinas kesehatan.
3.      Pendekatan yang dilakukan untuk permasalahan pengolahan yaitu membuat produk menjadi lebih menarik dari pada sebelumnya. Konsumen akan tertarik terhadap produk koperasi peternak galur murni (best cow) dengan memberikan sentuhan ide kreatif dimana terkadang daya tarik dapat ditemukan pada kemasan atau media promosi yang menarik. Inovasi tidak harus identik dengan hal yang benar-benar baru. Inovasi bisa lahir dari produk lama yang dimodifikasi sedikit sehingga mampu memberikan nuansa atau kesan baru bagi konsumen.

3.3.2   Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup permasalahan pada Kegiatan Magang Kerja Pemberdayaan (MKP) yaitu :
1.      Menampilkan instrumen kinerja pemasaran salah satunya dengan pembuatan situs promosi di media internet untuk mengenalkan produk koperasi dan membentuk armada penjualan dengan memanfaatkan agen loper susu segar yang sudah ada sebagai media pemasaran kepada konsumen.
2.      Proses perizinan usaha seperti PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), sebagai penunjang usaha koperasi peternak galur murni.
3.      Perubahan inovasi produk untuk menambah daya tarik konsumen terhadap produk koperasi peternak galur murni (Best cow) susu pasteurisasi dan yoghurt.

3.3.3   Proses dan Out Kegiatan
            Proses dan output kegiatan permasalahan pada Koperasi Peternak Galur Murni dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Proses pemilihan promosi penjualan seperti pembuatan web situs internet yang menarik agar produk koperasi galur murni (Best Cow) lebih dikenal serta kemampuan armada penjualan atau salesforce berinteraksi dengan konsumen mengharuskan setiap tenaga pemasaran terampil dan profesional dalam mempromosikan produk kepada konsumen. Konsumen akan terpuaskan atas kinerja tenaga pemasaran apabila terlihat ramah, sabar dan jujur. Keterampilan tenaga pemasaran sangat diperlukan, semakin terampilan tenaga pemasaran semakin berpeluang memperoleh penjualan.
2.      Proses pengolahan yaitu mengolah produk menjadi lebih menarik daripada sebelumnya, salah satunya inovasi desain baik model label juga jenis kemasan mulai dari kemasan botol dan kemasan gelas dibuat menarik sehingga mempunyai daya tarik serta pilihan variant. Inovasi bisa muncul dari produk lama yang dimodifikasi sedikit sehingga mampu memberikan nuansa atau kesan bagi konsumen.

3.3.4   Instrumen Kegiatan
            Instrumen kegiatan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pada pemasaran adalah menggunakan media internet sebagai media promosi serta agen loper susu segar sebagai armada penjualan atau salesforce, sedangkan bagian pada proses pengolahan yaitu kemasan, label susu pasteurisasi dan yoghurt.

3.3.5   Keterlibatan stakeholders (Pemangku Kepentingan)
            Pelaksanaan pemecahan masalah yang akan dilakukan melibatkan pihak koperasi secara bersama-sama. Hal ini dimaksudkan agar pihak koperasi mengetahui sebab masalah dan cara penyelesaiannya. Stakeholder yang terlibat yaitu bagian sarana produksi diharapkan dengan adanya product variant tersebut dapat mempermudah konsumen dalam memilih produk dan mengenali produk koperasi sesuai dengan selera konsumen masing-masing. Pada pemasaran yaitu manajer dapat merangkap sebagai kepala pemasaran dan bagian kesekretariatan beserta Quality control dapat merangkap sebagai tenaga pemasar yang dapat membentuk salesforce untuk dapat meningkatkan kinerja pemasaran koperasi.

3.3.6   Definisi Istilah
Batasan operasional dalam kegiatan Magang Kerja Pemberdayaan (MKP) di Koperasi Peternakan Galur Murni adalah sebagai berikut
a.       Promosi
Adalah sarana bagi pabrik untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merk yang dijual merupakan komunikasi pemasaran (marketing communication)
b.      Promosi penjualan
Adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya.






3.4  Hasil Implementasi
Hasil implementasi Magang Kerja Pemberdayaan (MKP) yaitu terdapat 2 permasalahan yang berusaha diselesaikan yaitu :
3.4.1        Perancangan Innovation Product sebagai Media promosi Penjualan
Koperasi Peternakan Galur Murni salah satu koperasi sapi perah yang terdapat dijember dimana hasil produksi berupa susu segar serta produk olahan lainnya seperti yoghurt dan susu pasteurisasi, koperasi peternak galur murni ingin melebarkan pasarnya. Namun masih belum bagitu dikenal terutama produk olahannya seperti yoghurt dan susu pasteurisasi. Perancangan  Innovation product meliputi perancangan kemasan sebagai media promosi yang mana model kemasan difokuskan pada target yang ditujukan apakah pada konsumen anak-anak dan remaja agar lebih menarik perhatian konsumen serta dikenal masyarakat, sebagai upaya perluasan pasar baru.

3.4.2        Perancangan Armada Penjualan atau salesforce sebagai strategi promosi penjualan
Proses pemasaran yang diterapkan sebelumnya yaitu pemasaran dari mulut ke mulut serta menerima pesanan dari konsumen. Langkah-langkah tersebut masih belum efektif, butuh inovasi pemasaran yang lebih kreatif untuk meningkatkan kinerja pemasaran, salah satunya membentuk armada penjualan atau salesforce yang terlatih.













No comments:

Post a Comment