LAPORAN
KEGIATAN PROYEK INDIVIDU
AGRIBISNIS
PRODUKSI TANAMAN CABAI KERITING
(
Capsicum Annuum Varlongum )
Di
SMKN 1 SUKORAMBI
JEMBER
Disusun Oleh :
YULI LAILATIN NISFIAH
NIS : 10197 /
2559.106
PEMERINTAH
KABUPATEN JEMBER
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 SUKORAMBI
Jl. Brawijaya
No. 55 Kotak Pos 134 Telp. (0331) 487535 Fax. 428695 Kode Pos 68101 JEMBER
2012
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN
PROYEK INDIVIDU
AGRIBISNIS PRODUKSI BUAH CABAI KERITING
(Capsicum Annuum Varlongum)
Jember,
30 Juni 2012
Peserta Diklat
YULI LAILATIN NISFIAH
NIS : 10197 /
2559.106
Disetujui oleh :
Pembimbing
AYU SULISTIYOWATI ARIFAH y , S.ST
Mengetahui,
Bidang Keahlian
Budidaya Tanaman
Ketua,
ABDUL
MUHID,A.Md, S.Pd
NIP :
196604021989021002
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya
kepada kita semua. Sehingga penulisan laporan proyek individu Agribisnis
Produksi Benih Cabai Keriting.
Penulisan
laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) program keahlian Agribisnis Produksi
Pembibitan dan Kultur Jaringan Tahun Pelajaran 2012/2013
1. Bapak
Drs. Rinoto, M.M selaku kepala SMK Negeri 1 Sukorambi.
2. Bapak
Abdul Muhid selaku Ketua Bidang Keahlian Budidaya Tanaman.
3. Ibu
Ayu Sulistiyowati selaku Guru Pembimbing
4. Ibu
Dra. Siti Nurhayati, selaku ketua POKJA PSG.
5. Semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang
sempurna, oleh karena itu kami masih mengharap kritik dan saran kepada semua
pihak yang sifatnya membangun, demi lancarnya penulisan laporan prakerin ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Jember,
30 Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL……………………….....………………………………..i
HALAMAN
PENGESAHAN……………...………………………………….ii
KATA
PENGANTAR…………....………..…………………………………iii
DAFTAR
ISI……………………………..…………………………………..iv
BAB I
PENDAHULUAN……….………....…..…………………………v
1.1.Latar
Belakang...................................................................................................1
1.2.Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PROSES PRODUKSI…………………...………………………2
2.1.Proses
pengerjaan...............................................................................................2
2.2.Alat
dan Bahan..................................................................................................5
2.3.Hasil
yang dicapai ………………………………………………………….... 6
BAB III
PROSES PENGEMBANGAN ……...…………………………
3.1.Faktor
yang mendukung.....................................................................................
3.2.Rencana
tidak lanjut…………………………………………………………...
BAB IV
PENGUJIAN DAYA KECAMBAH…….…………...…………
BAB V. PENGUJIAN
DAYA BERKECAMBAH………………………
BAB V.
PENGUJIAN KEMURNIAN FISIK……………………………
BAB
VI.PENGUJIAN KADAR AIR …………………………………….
BAB VII.
PENGUJIAN BOBOT 1000 BUTIR …………………………
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Proyek Individu merupakan penilaian tugas akhir kejuruan
yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Sukorambi, dengan syarat untuk menyelesaikan
kegiatan Praktek Kerja Industri. Dengan adanya Proyek Individu ini di harapkan
proses pembelajaran kejuruan terseleggara secara terencana, sistematis, dan
menjadi wahana belajar bagi peserta uji untuk dapat mengekspresikan kemampuan
siswadalam bidang keahliannya. “ Agribisnis Produksi Buah Cabai Keriting (Capsicum
Annuum Varlongum ) “, merupakan salah satu paket kejuruan yang di laksanakan
pada tanggal 1 April 2012 yang di laksanakan dilahan SMK Negeri 1 Sukorambi.
Tanaman Cabai Keriting termasuk tanaman setahun
(annual) yang berarti umur tanaman ini hanya untuk satu kali periode panen.
Kelezatan cita rasa masakan seolah-olah kurang sempurna tanpa kehadiran cabai,
baik berupa buah segar atau berupa sambal. Selain mempunyai rasa yang pedas
ternyata cabai juga memiliki komposisi zat yang cukup lengkap dan baik, yang
cukup menonjol dari komposisi tersebut adalah vutamin A dan C, karena kandungan
vitaminnya, digunakan untuk membantu proses penyembuhan penyakit sariawan gusi
dan rabun mata, dam itu merupakan daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki
oleh buah yang lainnya.
B. Tujuan
Proyek
Individu dilaksanakan dengan tujuan :
a) Untuk
memenuhi kebutuhan pasar
b) Untuk
meningkatkan produktifitas cabai
BAB II
PROSES PRODUKSI
A.
Proses
Pengerjaan
1.
Persiapan
Lahan
a. Langkah-langkah
persiapan lahan diantaranya :
a) Pengukuran
lahan, pengukuran ialah untuk mengetahui luas areal yang akan si tandai
b) Sanitasi
lahan, sanitasi adalah membersihkan tanaman sebelumnya dan pengganggu tanaman
c) Pembuatan
saluran irigasi dengan kedalaman kurang lebih 45 cm
2.
Pengolahan
tanah
a. Pengolahan
tanah dilakukan 2 kali bajak
b. Pembajakan
pertama untuk pembalikan
c. Pembajakan
kedua menghancurkan tanah
d. Pembajakan
bertujuan untuk mempermudah dalam pembuatan bedengan
3.
Pembuatan Bedengan
Tanah yang diolah
menjadi remah dan gembur didiamkan selama kurang lebih 2 minggu, agar gas-gas /
udara beracun menguap dari dalam tanah , bibit penyakit , dan hama yang ada
pada tanah mati terkena sinar matahari. Setelah fese peristirahatan tanah
kurang lebih 2 minggu , tanah dapat diolah untuk pembentukan bedengan.
Tujuan pembentukan bedengan yaitu untuk
mencegah Akar tanaman cabai keriting tidak tergenang air ketika pada musim
hujan.
Pembuatan bedengan yang
sudah dibuat adalah dengan ukuran sebagai berikut:
a) Lebar
bedengan :
100 cm
b) Jarak
antar bedengan : 50
cm
c) Jarak
tanaman antar bedengan : 40 cm
d) Jarak
tanaman antar berisan : 40 cm
4.
Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar ialah pemberian pupuk
pada tanah, baik organic maupun an-organik, yang diberikan sebelum penanaman.
Ketika pembuatan bedengan selesai pemberian kapur dolomite mulai ditebar merata
, dengan tujuan agar tanah ternetralisir dari penyakit dan virus yang
terkandung didalam tanah .
Berikut ini adalaha langkah pemberian pupuk dasar an-organik
:
a. Pemberian alur memanjang
diatas bedengan ,
b. Memberikan pupuk dasar
diatas bedengan :
a) SP 36 :
b) Phonska :
5.
Pemberian MPHP (Mulsa
Plastik Hitam Perak )
Sejalan dengan
semakin berkembangnya teknologi budaya tanaman, telah diperlukan kultur teknik
system mulsa plastic, terutama MPHP yang telah diterapkan di sekolah.
Pemasangan mulsa dilakukan setelah permukaan dasar dan pemasangannya ketika
terik matahari sempurna karena pada waktu tersebut MPHP sedang memuai.
a. Langkah-langkah berikut
membuat mulsa plastic hitam perak (MPHP) adalah sebagai berikut :
a) Menyiapkan mulsa dan
bamboo yang sudah dibilah dengan panjang ± 20 cm
b) Memasang MPHP diatas
sepanjang bedengan dikurangi ± 1m agar cukup ketika ditarik.
c) Menarik MPHP dan
dikencangkan dengan 2 orang pemasang.
d) Selanjutnya salah satu
sisinya dipasangi pasak bamboo dengan jarak setiap 50 cm, pemasangan pasak ini
dilakukan sambil menarik mulsa plastic secara perlahan lahan sehingga menutup
bedengan dengan rapat.
b. Penggunaan plastic hitam
perak memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
a) Menekan serangan hama dan
penyakit karena warna perak memantulkan sinar ultraviolet ke permukaan bawah
daun.
b) Mengurangi penguapan air
dan pupuk oleh oleh sinar matahari sehingga mampu menekan biaya penyiraman dan
pemupukan.
c) Mencegah erosi tanah pada
bedengan pada musim hujan.
d) Menjaga kelembaban, suhu
dan kegemburan tanah.
e) Mengoptimalkan sinar
matahari untuk fotosintesis.
f) Menghambat prtumbuhan
gulma
g) Merangsang pertumbuhan
akar.
h) Mencegah hilangnya pupuk.
i) Mengurangi biaya
penyiangan, pemupukan dan penyiraman.
6.
Pembibitan
Tanaman cabai keriting diperbanyakdengan biji
(generatif) sehingga dalam penyiapan benih harus benar-benar benih yang bermutu
yang nantinya bakal menjadi tanaman yang berkualitas.
7.
Menyiapkan Media Semai
a. Media semai terbuat dari 3
komponen antara lain :
a) Tanah halus yang memiliki
kandungan unsure hara dan mengikat air.
b) Pupuk kandang, fungsinya
menyuburkan media semai.
c) Pasir halus fungsinya,
memudahkan saat kelebihan air.
Dari ketiga komponen
tersebut, dilakukan pencampuran dengan perubahan tanah, pupuk kandang , dan
pasir halus ( 5:1:1) setelah tercampur media- media semai tersebut dimasukkan kedalam trey lalu ditata ditempat
persemaian .
8.
Persemaaian Benih
a. Penyemaian benih pada
media semai trey sebagai berikut :
a) Tempat penyemaian ( trey )
dilakukan penyiraman
b) Pelubangan media semai (
sesuai dengan besar kecilnya biji yang akan disemai)
c) Memasukkan biji benih satu
persatu pada trey.
d) Penutupan benih pada trey
dengan pupuk kandanh yang halus.
9.
Perawatan Bibit
Perawatan bibit adalah memelihara yang masih muda atau
masih belum beradaptasi pada lingkunan, sehingga bibit perlu dilakukan penyiraman
dua kali sehari yaitu pagi dan sore, apabila ditemukan hama dan penyakit, serta
gulma maka perawatan bibit dilakukan secara manual, sedangkan apabila melebihi
batas ambang ekonomi dilakukan dengan cara menyemprotkan pestisida sesuai
anjuran.
10.
Penanaman ( Transplanting
)
a. Pelubangan pada mulsa
plastic hitam perak MPHP
Pembuatan lubang tanam dilakukan 3 hari sebelum
penanaman bibit. Pembuatan pada mulsa biasanya menggunakan kaleng yang berisi
arang panas ( bara api ) dengan pegangan kayu.
Keuntungan menggunakan kaleng berisi arang panas
diantaranya dapat lebih cepat dan efisien, namun juga memiliki kekurangan
apabila tidak berhati-hati mulsa akan terkena bakar.
b. Pembuatan lubang tanam
Alat yang digunakan dalam pembuatan lubang tanam yakni
menggunakan tugal (kayu) yakni kayu yang berujung runcing . Pembuatan lubang
tanam ditancapkan pada tengah lubang dengan kedalaman ± 8 cm.
c. Penanaman Bibit
Menanam bibit waktu yang baik adalah sore hari atau
dalam keadaan cuaca tidak panas, dikarenakan agar bibit dapat beradaptasi
dengan lingkungan akan terlebih dahulu hal tersebut apabila penanaman dilakukan
pada cuaca panas, tanaman akan layu dan dapat mengakibatkan kematian.
a) Ciri-ciri bibit yag siap
tanam/ bias ditanam adalah sebagai berikut :
1. Bibit memiliki daun 3-5
helai
2. Batang lurus
3. Bibit dalam keadaan sehat.
b) Langkah-langkah menanam
cabe keriting sebagai berikut :
1. Penyiraman secukupnya pada
trey semai bibit.
2. Menekan bagian belakang
trey sampai bibit dapat dikeluarkan.
3. Memasukkan bibit pada
lubang tanam
4. Mengusahakan tanah dapat
menempel dan pastikan bibit dalam keadaan tegak.
5. Membumbun dan menekan
tanah ke leher bibit.
6. Melakukan penyiraman
dengan air secukupnya.
11.
Pemasangan Alur (lanjaran)
Pemasangan alur dilakukan pada awal pertumbuhan
tanaman, dengan tujuan cabai keriting tidak mudah roboh saat tanaman telah
besar dan mengalami cuaca buruk seperti (angin)
a. Berikut tujuan pemasangan
alur
a) Membantu pertumbuhan
tanaman supaya tegak
b) Mencegah (penyangga)
tanaman agar tidak roboh.
c) Mengoptimalkan cahaya
matahari sehingga fotosintesis berlangsung secara maksimal.
d) Membantu penyuburan daun ,
tunas, dan ranting agar tumbuh teratur.
12.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman cabai keriting meliputi beberapa
hal yaitu :
a.
Pengairan
b.
Penyulaman
c.
Pemupukan
d.
Penyiangan dan penggemburan tanah.
e.
Pemangkasan.
f.
Pengikatan.
g.
Rouguing
h.
Pemberian pupuk daun dan Zpr.
13. Pengairan
Pengairan dilakukan dengan
menggunakan gelas aqua 250 ml. Setiap tanaman disiram sebanyak 2 gelas aqua.
14.
Penyulaman
Setelah penanaman 7-8 hari kita perlu
melakukan pengontrolan biasanya ada tanaman cabai yang mati atau tidak tumbuh
maka dari itu perlu dilakukan penyulaman.
Penyulaman dilakukan agar selisih umur tanaman tidah terlalu jauh.
15. Pemupukan
Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh
besar terhadap tumbuhan dan produksi
tanaman adalah pemupukan. Pemupukan dapat menambah unsure hara dan nutrisi yang
di butuhkan oleh tanaman yang harus di berikan kepada tanaman.
Pemupukan tanaman cabai keriting di lakukan secara
bertahap dan di sesuaikan dengan kebutuhan dan gejala-gejala yang tampak pada
tanaman.
Tujuan pemberian pupuk,di antaranya :
a. Kebutuhan unsure hara pada
tanaman yang terpenuhi
b. Dapat memacu pertumbuhan
tingkat tanaman
c. Menghasilkan tanaman yang
tumbuh optimal dan sesuai denga harapan
Pemupukan
|
Umur tanaman
|
Jenis pupuk
|
perbandingan
|
Kosentrasi/10 liter air
|
perlakuan
|
|
Ke-1
|
|
|
|
|
|
|
Ke-2
|
|
|
|
|
|
|
Ke-3
|
|
|
|
|
|
|
Ke-4
|
|
|
|
|
|
|
16. Penyiangan
Membersihkan
gulma yang mengganggu tanaman pokok, dilakukan pada saat mengganggu
17. Pemangkasan
Pemangkasan
merupakan pengambilan tanaman seperti daun,cabang tunas,dan buah dengan tujuan
untuk mengurangi resiko serangan penyakit. Memperkokoh tanaman ,mengoptimalkan
sinar matahari,biasanya di lakukuan pada saat perempasan tunas air.
Pemangkasan
tanaman pada tanaman cabai keriting di lakukan pada waktu pagi hari atau dalam
keadaan lembab setelah hujan.karena pada pagi hari tanaman masih dalam keadaan
segar mengandung air,namun ada yang berpendapat ahli tanaman,pemangkasan yang
baik dilakukan pada siang hari
dikarenakan pada pagi hari bakteri dan jamur masih bekerja.
18. Pengikatan
Sistem pengikatan pada tanaman cabai keriting
bertujuan supaya tanaman kuat tidak roboh dan tumbuhnya tegak. Pengikatan pada
cabai keriting dilakukan pada tanaman berumur ± 4 MST dengan tinggi ± 40 cm.
Pengikatan tanaman pada cabai keriting diharapkan tidak
sampai melukai batang, pengikatan menggunakan tali simpul agar tanaman
batangnya tidak terluka yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan tanaman.
19. Pengendalian Hama dan penyakit tanaman cabai keriting
Kerusakan pada tanaman disebabkan adanya factor hama
dan penyakit. Hama adalah serangga atau hewan yang secara kasat mata nampak
jelas di suatu lapangan dimana hama atau binatang bias merusak dan mengganggu
tanaman yang dibudidayakan.
Pencegahan dengan menggunakan pestisida antara lain :
a. Sangkur
b. Demolish
c. Sidamethrin
18. Roguing
Melakukan roguing hanya memisahkan atau membuang tipe
simpang atau off tiype. Dilakukan sebelum panen sekitar 30-40 hst.
18.
Pemberian
Pupuk daun dan ZPR
Pemberian
pupuk daun dilakukan untuk mempercepat proses pengambilan unsure hara yang
mungkin tidak dapat diserap akar. Sedangkan Pemberian Zpr bertujuan untuk merangsang
pertumbuhan tunas baru.
19.
Panen dan prosesing benih
a.
Panen dilakukan pada buah cabai yang sudah memerah 60-70 hst
a) Langkah-langkah prosesing
benih :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membelah buah menjadi 2 bagian
3. Mengambil biji menggunakan tangan atau alat yang
disediakan. Kemudian masukan kedalam wadah
4. Mencuci benih dengan detergent sampai daging buah
terpisah dari biji
5. Benih dibilas dengan air
bersih untuk menghilangkan busa
6. Benih yang terapung atau
hampa didalam air dibuang
7. Benih yang telah diproses
selanjutnya dijemur didalam wadah
8. Benih yang sudah kering
disortasi ubtuk memisahkan benih yang cacat,benih bernas dan benih yang
berkecambah
9. Benih yang bernas
dimasukkan kedalam wadah yang sudah tersedia .
20.
Pengujian mutu benih
Setelah benih disetor maka, dilakukan pengujian mutu benih. Pengujian
mutu benih dilakukan untuk mengetahui kualitas benih yang dihasilkan
selamaproses produksi, dengan ketentuan yang telah ada sesuai dengan standart
ISTA dalam pengujian mutu benih yang dilakukan adalah :
a.
Pengujian daya berkecambah
b.
Pengujian kadar air
c.
Pengujian kemurnian fisik
d.
Pengujian bobot 1000 butir
a) Alat dan Bahan yang digunakan
b) Alat yang digunakan dari
persiapan lahan sampai panen yaitu :
1. Cangkul
2. Lempak
3. Sabit
4. Rollmeter
5. Timba
6. Tugal
7. Tangki
8. Pisau
9. Sak
10. Kalkulator
11. Pinset
12. Meja kemurnian
13. Seed bath
14. Alat tulis
15. Tampah
16. Saringan
c) Bahan yang digunakan dari persiapan
lahan sampai panen yaitu :
1. Lahan atau areal produksi
2. Benih cabai
3. Pestisida bemolish
4. Zpt, Gandasil B dan Grand
K
5. Pupuk phonska
6. Lanjaran bamboo
7. Detergent
8. Citrus acid
9. Tali raffia
10. Alcohol 75%
11. Label
12. Kertas merang
13. Kertas stensil
14. Kertas tissue
15. Testing card
21.
Hasil yang dicapai
Dalam produksi
buah cabai keriting OP yang telah dilaksanakan pada lahan seluas 0,05 ha dengan
jumlah populasi …. Tanaman diperoleh …. Kg dengan hasil Rp……/kg
BAB III
PROGRAM PENGEMBANGAN
PROGRAM PENGEMBANGAN
A.
Faktor yang mendukung dan menghambat
1.
Faktor pendukung dalam budidaya cabai keriting untuk benih
adalah diwilayah sekolah sehingga mudah dalam pembimbingan juga dalam sarana
dan prasaranalainnya untuk bertanam cabai keriting sangat mendukung proses
produksi
2.
Faktor penghambat dalam budaya mentimun adalah banyaknya
terjadi serangan hama dan penyakit sehingga dalam proses produksi cabai
keriting terhambat.
B.
Pengembangan tindak lanjut
Berdasarkan
tindak lanjut hasil pendapatan biaya yang telah dimasukkankedalam analisa usaha
bahwa produksi benih cabai keriting OP ( Capsicum Annuum Varlongum )
mengalami …….. , ………………………………………………………………………. Mencapai target yang telah
ditentukan oleh perusahaan sebesar 45 kg.
BAB IV
PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH
PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH
A.
PENDAHULUAN
Sebelum
melakukan uji daya berkecambah harus mengerti terlebih dahulu arti dari daya
berkecambah .
Daya
berkecambah adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui prosentase
tumbuh suatu benih , pengujian daya tumbuh dibagi menjadi 3 yaitu :
1. TPT : Pengujian untuk benih-benih kecil
2. BPT : pengujian untuk benih-benih besar
3. SEND : Pengujian untuk benih besar+ kecil
B.
TUJUAN
Untuk
mendapatkan gambaran dari benih yang diuji yang mendekati lapang dan mengetahui
prosentase pertumbuhan benih.
C.
ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
a. Kaca
b. Cone
c. Sedd bath
d. Pinset
e. Meja kemurnian
2. BAHAN
a. Benih yang diuji
b. Tissue
c. Air
d. Kertas merang
e. Kertas stensil
D.
TINJAUAN PUSTAKA
Unsur-insur
utama bibit adalah struktur bibit yang nantinya daya tumbuh menjadi bagian
utama dari tanaman , yaitu : system perakaran tuna batang, kotiledon, titik
tumbuh , koleoptil (seludang rumput-rumputan).
·
Benih normal adalah bibit dimana unsure-unsur utamanya
menunjukkan
·
kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal apabila
ditanam pada lingkungan yang sesuai nbagi benih yang bersangkutan.
·
Benih abnormal adalah bibit yang mempunyai cacat sampai
tingkat tertentu sehingga tidak memenuhi persyaratan bibit normal .
·
Benih keras adalah benih yang tetap keras pada akhir jangka
waktu pengujian yang telah ditetapkan .
·
Benih dorman adalah benih hidup yang tidah sesuai
pertumbuhannya.
·
Benih segar tidak tumbuh adlah benih keras yang tetap segar
pada akhir pengujian dan akan menglami perlakuan .
·
Benih mati adlah benih yang tidak tumbuh sampai masa akhir
pengujian , biasanya ditandai dengan adanya benih-benih buruk atau berjamur.
E.
DATA PENGAMATAN SAMPLE NO
: ….
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F.
PEMBAHASAN
Dalam pengujian DB bibit dapat dikatan normal apabila
bibit tersebut telah memiliki unsure-unsur yang lengkapdiantaranya adalah :
1.
Mempunyai akar
2.
Mempunyai batang
3.
Mempunyai kotiledon (calon daun)
Faktor –faktor yang mempengaruhi proses perkecambahan
di bagi menjadi 2 yaitu :
1.
Faktor dalam :
a)
Tingkat kemasakan
suatu benih
b)
Ukuran benih
c)
Tingkat dormansi
BAB V
KEMURNIAN FISIK
A.
PENDAHULUAN
Pada
prinsipnya pengujian kemurnian fisik ialah melakukan analisa kemurnian fisik
benih,dengan memisahkan contoh benih dalam 3 bagian yaitu :
1.
Benih murni
2.
Benih tanaman lain
3.
Kotoran benih
B.
TUJUAN
Untuk mengetahui komposisi dari contoh benih yang di uji,berdasarkan
prosentase berat komponen dalam contoh benih dalam lot.
C.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
a.
Pinset
b.
Petridish
c.
Timbangan analitik
2.
Bahan
a.
Benih yang di uji
b.
Kertas buram
D.
PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memisahkan benih dalam 3
komponen
3. Menimbang masing -masing 3
komponen tersebut
4. Menghitung prosentase
masing-masing komponen
5. Membereskan alat dan bahan
E.
TINJAUAN PUSAKA
1.
Komponen benih murni meliputi :
a.
Benih utuh,benih muda,benih ukuran kecil,benih mengkerut dan
benih sedikit rusak
b.
Benih yang masih berkecambah ang masih bisa di kenali
c.
Pecahan benih yang berukuran lebih besar dari ukurab aseli
2.
Benih tanaman lain : benih tanaman lain yang di maksud
3. Komponen kotoran benih :
aPecahan biji dengan
ukuran kurang dari setengah atau setengah ukuran aseli
a.
Biji yang sudah terkelupas semua (tanpa kulit biji)
b.
Unit biji yang jelas tidak berisi biji sejati (true seed)
c.
Biji rusak tanpa lembaga (sudah hancur/rusak berat)
d.
Gabah hampa
e.
Sekam,cangkang benih,kulit benih dan lain-lain
F.
DATA PENGAMATAN
CK = 15,01
BM =14,99
BTL=0,0019
KB=0,0023
a)
%BM
b)
%BTL
c) %KB
Toleransi : 100 % -x 100 %
100
% - 121 % - 21%
G.
PEMBAHASAN
Dalam
perhitungan di atas menggunakan rumus :
% BM =
% BTL =
% BTL =
% KB =
H. KESIMPULAN
Jumlah komponen benih harus 100 % ditoleransi harus ≤ 5 %
Jumlah komponen benih harus 100 % ditoleransi harus ≤ 5 %
BAB VI
PENGUJIAN KADAR AIR
A.
PENDAHULUAN
Setelah
melakukan uji daya berkecambah perlu dilakukan penetapan kadar air untuk
mengetahui kadar air benih.
B.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui kadar air
benih dengan mengunakan mengunakan metode yang sesuai bagi keperluan pengujian
,
2. Untuk membandingkan
kualitas benih antar seed lot
3. Untuk menduga stobilitasbenih
4. Untuk menentukan apakah
nilai kadar air benih memenuhi peraturan yang berlaku.
C.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat penghancur benih
(grinding mill)
2. Oven listrik yang
dilengkapi dengan thermostat dan thermometer dengan ketelitian 0,5 C
3. Wadah dari bahan porselin lengkap dengan tutup
4. Penjepit asbes dan sarung tangan
5. Desikator
6. Timbangan
analitik
7. Saringan
8. Alat pengukur kadar air
metode cepat
9. Tissue
10.
Alat tulis
11.
Test card
12.
Label
D.
PROSEDUR KERJA
a) Membersihkan alat cawan
sebelumdipakai, jika wadah (cawan dan tutup) basah maka dipanaskan terlebih
dahulu dengan oven suhu 130 oC
selama 1 jam ,kemudian didinginkan dalam desikator.
b) Menyalakan oven dan
mengatur suhunya hingga mencapai (103±2)oC,
c) Menyalakan oven dan
mengatur suhunya sesuai diameter wadah
d) Timbang cawan dan tutup
sebelum digunakan (W1)
e) Lakukan penghancuran
ukuran benih yang besar dengan cara penggilingan dengan grinder atau diiris
f) Timbang contoh kerja
sesuai dengan diameter wadah
g) Masukkan contoh kerja
kedalam cawan dan timbang beserta tutupnya (M2)
h) Masukkan cawan berisi
contoh kerja dan tutup tersebut kedalam oven
i) Buka tutup cawan, dan
letakkan masing-masing tutup cawan disampingnya
j) Keringkan pada suhu (130±2)oC selama (17±1) jam
k) Bila sudah selesai cawan
ditutup , dan keluarkan dari oven diinginkan didalam desikator selama 15 menit
l) Timbang cawan beserta isi
dan tutup (W3)
m) Hitung kadar air benih
Saat
mengerjakan penetapan kadar air ini , kelembaban udara nisbi laboraturium harus
kurang dari 70 %
KA
Keterangan :
KA : kadar air
W1: berat cawan kosong dan tutup (gram)
W2: berat cawan + tutup + benih sebelum di oven (gram)
W3: berat cawan + tutup
+ benih setelah di oven (gram)
BAB VII
PENETAPAN BOBOT 1000 BUTIR
A.
PENDAHULUAN
Sebelum kita melakukan pengujian bobot 1000 butir kita harus
mengerti terlebih dahulu arti dari bobot 1000 butir. Butir adsalah suatu
pengujian untuk mengetahui mutu suatu benih
B.
TUJUAN
Untuk mengetahui kualitas/mutu suatu benih berdasarkan
beratnya.
C.
ALAT dan BAHAN
a). ALAT
1.
Pinset
2.
Timbangan anality
3.
Petridish
b). BAHAN
1.
Benih yang di uji
2.
Kantong kertas
D.
TINJAUAN USAHA
Apabila koefisien fariasi melebihi dari unit yang di tetapkan
,maka timbang 8 ulangi lagi,maka hitung standar deviasi 16 ulang. Apa bila
masih melampaui unit , buang ulang yang menyimpan dari berat rata-rata.
E.
PROSEDUR KERJA
a) Siapkan alat dan bahan
b) Hitung benih secara acak
100 butir dengan 8 ulangan
c) Timbang tiap-tiap ulangan
d) Catat hasil timbangan
e) Hitung dengan mengunKn
rumus
F.
DATA PENGAMATAN
G.
PEMBAHASAN
Dalam penghitungan boleh dihitung karena koef variasi ≤ 4, rumus penghitungan untuk menghitung standar
variasi yaitu S= dan untuk menghitung koef yaitu KV= dalam penetapan bobot 1000 butir adapun
standart koef variasi yaitu :
o/≤ 6 untuk benih
chaffygrass
o/ 4 untuk benih lainnya
H.
KESIMPULAN
Dalam penetapan
bobot 1000 butir diambil 100 butir untuk setiap ulangan dari fraksi benih
murni, ditimbang dan ditetapkan beratnya
PERENCANAAN BIAYA
No
|
Uraian
|
Satuan
|
Volume
|
Harga /gram
|
Jumplah
|
|
I.
Biaya Tetap
|
|
|
|
|
1
|
Sewa lahan
|
|
|
|
|
2
|
Sewa lanjaran
|
|
|
|
|
3
|
Benih paria
|
|
|
|
|
|
II. Biaya Variabel
|
|
|
|
|
|
·
Pupuk dasar
|
|
|
|
|
1
|
Kapur dolomite
|
|
|
|
|
2
|
2A
|
|
|
|
|
3
|
SP-36
|
|
|
|
|
4
|
KCL
|
|
|
|
|
5
|
Insektisida
|
|
|
|
|
|
·
Pupuk susulan
|
|
|
|
|
1
|
2A
|
|
|
|
|
2
|
Urea
|
|
|
|
|
3
|
Tambahan urea
|
|
|
|
|
4
|
KCL
|
|
|
|
|
|
·
Pestisida
|
|
|
|
|
1
|
Demolish
|
|
|
|
|
2
|
Sangkur
|
|
|
|
|
3
|
sidamethrin
|
|
|
|
|
4
|
kanon
|
|
|
|
|
5
|
Theodan
|
|
|
|
|
|
·
ZPT
|
|
|
|
|
1
|
Gandasil D
|
|
|
|
|
2
|
Gandasil B
|
|
|
|
|
3
|
Tali raffia
|
|
|
|
|
4
|
Tali rambatan
|
|
|
|
|
5
|
Solar
|
|
|
|
|
6
|
Bensin
|
|
|
|
|
|
III. Biaya Tenaga Kerja
|
|
|
|
|
1
|
Pengolahan tanah
|
|
|
|
|
2
|
Penyiangan
|
|
|
|
|
3
|
Penerapan
|
|
|
|
|
|
IV. Biaya HK Tak Terduga
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah I + II + III + IV
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment