Tuesday, 31 January 2017

LAPORAN KEGIATAN PROYEK INDIVIDU AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN CABAI KERITING ( Capsicum Annuum Varlongum )

LAPORAN KEGIATAN PROYEK INDIVIDU
AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN CABAI KERITING
( Capsicum Annuum Varlongum )
Di SMKN 1 SUKORAMBI
JEMBER














Disusun Oleh :

YULI LAILATIN NISFIAH
NIS : 10197 / 2559.106




                                                                                                                                                           
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 SUKORAMBI
Jl. Brawijaya No. 55 Kotak Pos 134 Telp. (0331) 487535 Fax. 428695 Kode Pos 68101 JEMBER
2012



HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN
PROYEK INDIVIDU
AGRIBISNIS PRODUKSI BUAH CABAI KERITING
(Capsicum Annuum Varlongum)


Jember, 30 Juni 2012
Peserta Diklat


YULI LAILATIN NISFIAH
NIS : 10197 / 2559.106




Disetujui oleh :
Pembimbing






AYU SULISTIYOWATI ARIFAH  y , S.ST






Mengetahui,
Bidang Keahlian Budidaya Tanaman
Ketua,


          ABDUL MUHID,A.Md, S.Pd                
NIP : 196604021989021002



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua. Sehingga penulisan laporan proyek individu Agribisnis Produksi Benih Cabai Keriting.
Penulisan laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) program keahlian Agribisnis Produksi Pembibitan dan Kultur Jaringan Tahun Pelajaran 2012/2013

1.      Bapak Drs. Rinoto, M.M selaku kepala SMK Negeri 1 Sukorambi.
2.      Bapak Abdul Muhid selaku Ketua Bidang Keahlian Budidaya Tanaman.
3.      Ibu Ayu Sulistiyowati selaku Guru Pembimbing
4.      Ibu Dra. Siti Nurhayati, selaku ketua POKJA PSG.
5.      Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang sempurna, oleh karena itu kami masih mengharap kritik dan saran kepada semua pihak yang sifatnya membangun, demi lancarnya penulisan laporan prakerin ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.










Jember, 30 Juni 2012
         Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………….....………………………………..i
HALAMAN PENGESAHAN……………...………………………………….ii
KATA PENGANTAR…………....………..…………………………………iii

DAFTAR ISI……………………………..…………………………………..iv

BAB I PENDAHULUAN……….………....…..…………………………v

1.1.Latar Belakang...................................................................................................1
1.2.Tujuan.................................................................................................................1

BAB II PROSES PRODUKSI…………………...………………………2

2.1.Proses pengerjaan...............................................................................................2
2.2.Alat dan Bahan..................................................................................................5
2.3.Hasil yang dicapai ………………………………………………………….... 6

BAB III PROSES PENGEMBANGAN ……...…………………………

3.1.Faktor yang mendukung.....................................................................................
3.2.Rencana tidak lanjut…………………………………………………………...

BAB IV PENGUJIAN DAYA KECAMBAH…….…………...…………

BAB V. PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH………………………

BAB V. PENGUJIAN KEMURNIAN FISIK……………………………

BAB VI.PENGUJIAN KADAR AIR …………………………………….

BAB VII. PENGUJIAN BOBOT 1000 BUTIR …………………………

LAMPIRAN







BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

Proyek  Individu  merupakan  penilaian  tugas  akhir  kejuruan yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Sukorambi, dengan syarat untuk menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Industri. Dengan adanya Proyek Individu ini di harapkan proses pembelajaran kejuruan terseleggara secara terencana, sistematis, dan menjadi wahana belajar bagi peserta uji untuk dapat mengekspresikan kemampuan siswadalam bidang keahliannya. “ Agribisnis Produksi Buah Cabai Keriting (Capsicum Annuum Varlongum ) “, merupakan salah satu paket kejuruan yang di laksanakan pada tanggal 1 April 2012 yang di laksanakan dilahan SMK Negeri 1 Sukorambi.

Tanaman Cabai Keriting termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umur tanaman ini hanya untuk satu kali periode panen. Kelezatan cita rasa masakan seolah-olah kurang sempurna tanpa kehadiran cabai, baik berupa buah segar atau berupa sambal. Selain mempunyai rasa yang pedas ternyata cabai juga memiliki komposisi zat yang cukup lengkap dan baik, yang cukup menonjol dari komposisi tersebut adalah vutamin A dan C, karena kandungan vitaminnya, digunakan untuk membantu proses penyembuhan penyakit sariawan gusi dan rabun mata, dam itu merupakan daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki oleh buah yang lainnya.



B.     Tujuan

Proyek Individu dilaksanakan dengan tujuan :

a)      Untuk memenuhi kebutuhan pasar
b)      Untuk meningkatkan produktifitas cabai





BAB II
PROSES PRODUKSI

A.  Proses Pengerjaan
           
1.    Persiapan Lahan
                       
a.     Langkah-langkah persiapan lahan diantaranya :
a)    Pengukuran lahan, pengukuran ialah untuk mengetahui luas areal yang akan si tandai
b)   Sanitasi lahan, sanitasi adalah membersihkan tanaman sebelumnya dan pengganggu tanaman
c)    Pembuatan saluran irigasi dengan kedalaman kurang lebih 45 cm

2.    Pengolahan tanah
a.    Pengolahan tanah dilakukan 2 kali bajak
b.    Pembajakan pertama untuk pembalikan
c.    Pembajakan kedua menghancurkan tanah
d.   Pembajakan bertujuan untuk mempermudah dalam pembuatan bedengan

3.     Pembuatan Bedengan
Tanah yang diolah menjadi remah dan gembur didiamkan selama kurang lebih 2 minggu, agar gas-gas / udara beracun menguap dari dalam tanah , bibit penyakit , dan hama yang ada pada tanah mati terkena sinar matahari. Setelah fese peristirahatan tanah kurang lebih 2 minggu , tanah dapat diolah untuk pembentukan bedengan.
Tujuan pembentukan bedengan yaitu untuk mencegah Akar tanaman cabai keriting tidak tergenang air ketika pada musim hujan.
Pembuatan bedengan yang sudah dibuat adalah dengan ukuran sebagai berikut:

a)    Lebar bedengan                              : 100 cm
b)   Jarak antar bedengan                      : 50 cm
c)    Jarak tanaman antar bedengan       : 40 cm
d)   Jarak tanaman antar berisan            : 40 cm

4.     Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar ialah pemberian pupuk pada tanah, baik organic maupun an-organik, yang diberikan sebelum penanaman. Ketika pembuatan bedengan selesai pemberian kapur dolomite mulai ditebar merata , dengan tujuan agar tanah ternetralisir dari penyakit dan virus yang terkandung didalam tanah .
Berikut ini adalaha langkah pemberian pupuk dasar an-organik :
a.    Pemberian alur memanjang diatas bedengan ,
b.    Memberikan pupuk dasar diatas bedengan :
a)   SP 36        :
b)   Phonska    :

5.    Pemberian MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak )
Sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi budaya tanaman, telah diperlukan kultur teknik system mulsa plastic, terutama MPHP yang telah diterapkan di sekolah. Pemasangan mulsa dilakukan setelah permukaan dasar dan pemasangannya ketika terik matahari sempurna karena pada waktu tersebut MPHP sedang memuai.
a.    Langkah-langkah berikut membuat mulsa plastic hitam perak (MPHP) adalah sebagai berikut :
a)   Menyiapkan mulsa dan bamboo yang sudah dibilah dengan panjang ± 20 cm
b)   Memasang MPHP diatas sepanjang bedengan  dikurangi ± 1m agar cukup ketika ditarik.
c)    Menarik MPHP dan dikencangkan dengan 2 orang pemasang.
d)   Selanjutnya salah satu sisinya dipasangi pasak bamboo dengan jarak setiap 50 cm, pemasangan pasak ini dilakukan sambil menarik mulsa plastic secara perlahan lahan sehingga menutup bedengan dengan rapat.
b.    Penggunaan plastic hitam perak memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
a)   Menekan serangan hama dan penyakit karena warna perak memantulkan sinar ultraviolet ke permukaan bawah daun.
b)   Mengurangi penguapan air dan pupuk oleh oleh sinar matahari sehingga mampu menekan biaya penyiraman dan pemupukan.
c)    Mencegah erosi tanah pada bedengan pada musim hujan.
d)   Menjaga kelembaban, suhu dan kegemburan tanah.
e)   Mengoptimalkan sinar matahari untuk fotosintesis.
f)     Menghambat prtumbuhan gulma
g)   Merangsang pertumbuhan akar.
h)   Mencegah hilangnya pupuk.
i)     Mengurangi biaya penyiangan, pemupukan dan penyiraman.
6.    Pembibitan   
Tanaman cabai keriting diperbanyakdengan biji (generatif) sehingga dalam penyiapan benih harus benar-benar benih yang bermutu yang nantinya bakal menjadi tanaman yang berkualitas.
7.    Menyiapkan Media Semai
a.    Media semai terbuat dari 3 komponen antara lain :
a)      Tanah halus yang memiliki kandungan unsure hara dan mengikat air.
b)      Pupuk kandang, fungsinya menyuburkan media semai.
c)      Pasir halus fungsinya, memudahkan saat kelebihan air.
Dari ketiga komponen tersebut, dilakukan pencampuran dengan perubahan tanah, pupuk kandang , dan pasir halus ( 5:1:1) setelah tercampur media- media semai tersebut  dimasukkan kedalam trey lalu ditata ditempat persemaian .
8.    Persemaaian Benih
a.    Penyemaian benih pada media semai trey sebagai berikut :
a)      Tempat penyemaian ( trey ) dilakukan penyiraman
b)      Pelubangan media semai ( sesuai dengan besar kecilnya biji yang akan disemai)
c)      Memasukkan biji benih satu persatu pada trey.
d)      Penutupan benih pada trey dengan pupuk kandanh yang halus.
9.    Perawatan Bibit
Perawatan bibit adalah memelihara yang masih muda atau masih belum beradaptasi pada lingkunan, sehingga bibit perlu dilakukan penyiraman dua kali sehari yaitu pagi dan sore, apabila ditemukan hama dan penyakit, serta gulma maka perawatan bibit dilakukan secara manual, sedangkan apabila melebihi batas ambang ekonomi dilakukan dengan cara menyemprotkan pestisida sesuai anjuran.


10.     Penanaman ( Transplanting )
a.      Pelubangan pada mulsa plastic hitam perak MPHP
Pembuatan lubang tanam dilakukan 3 hari sebelum penanaman bibit. Pembuatan pada mulsa biasanya menggunakan kaleng yang berisi arang panas ( bara api ) dengan pegangan kayu.
Keuntungan menggunakan kaleng berisi arang panas diantaranya dapat lebih cepat dan efisien, namun juga memiliki kekurangan apabila tidak berhati-hati mulsa akan terkena bakar.
b.      Pembuatan lubang tanam
Alat yang digunakan dalam pembuatan lubang tanam yakni menggunakan tugal (kayu) yakni kayu yang berujung runcing . Pembuatan lubang tanam ditancapkan pada tengah lubang dengan kedalaman ± 8 cm.
c.       Penanaman Bibit
Menanam bibit waktu yang baik adalah sore hari atau dalam keadaan cuaca tidak panas, dikarenakan agar bibit dapat beradaptasi dengan lingkungan akan terlebih dahulu hal tersebut apabila penanaman dilakukan pada cuaca panas, tanaman akan layu dan dapat mengakibatkan kematian.
a)      Ciri-ciri bibit yag siap tanam/ bias ditanam adalah sebagai berikut :
1.    Bibit memiliki daun 3-5 helai
2.    Batang lurus
3.    Bibit dalam keadaan sehat.
b)      Langkah-langkah menanam cabe keriting sebagai berikut :
1.    Penyiraman secukupnya pada trey semai bibit.
2.    Menekan bagian belakang trey sampai bibit dapat dikeluarkan.
3.    Memasukkan bibit pada lubang tanam
4.    Mengusahakan tanah dapat menempel dan pastikan bibit dalam keadaan tegak.
5.    Membumbun dan menekan tanah ke leher bibit.
6.    Melakukan penyiraman dengan air secukupnya.



11.    Pemasangan Alur (lanjaran)
Pemasangan alur dilakukan pada awal pertumbuhan tanaman, dengan tujuan cabai keriting tidak mudah roboh saat tanaman telah besar dan mengalami cuaca buruk seperti (angin)
a.      Berikut tujuan pemasangan alur
a)      Membantu pertumbuhan tanaman supaya tegak
b)      Mencegah (penyangga) tanaman agar tidak roboh.
c)      Mengoptimalkan cahaya matahari sehingga fotosintesis berlangsung secara maksimal.
d)      Membantu penyuburan daun , tunas, dan ranting agar tumbuh teratur.
12.    Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman cabai keriting meliputi beberapa hal yaitu :
a.    Pengairan
b.    Penyulaman
c.    Pemupukan
d.    Penyiangan dan penggemburan tanah.
e.    Pemangkasan.
f.     Pengikatan.
g.    Rouguing
h.    Pemberian pupuk daun dan Zpr.

13.    Pengairan
Pengairan dilakukan dengan menggunakan gelas aqua 250 ml. Setiap tanaman disiram sebanyak 2 gelas aqua.

14.     Penyulaman
 Setelah penanaman 7-8 hari kita perlu melakukan pengontrolan biasanya ada tanaman cabai yang mati atau tidak tumbuh maka dari itu perlu dilakukan penyulaman.
Penyulaman dilakukan agar selisih umur tanaman tidah terlalu jauh.
15.  Pemupukan
Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap  tumbuhan dan produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan dapat menambah unsure hara dan nutrisi yang di butuhkan oleh tanaman yang harus di berikan kepada tanaman.
Pemupukan tanaman cabai keriting di lakukan secara bertahap dan di sesuaikan dengan kebutuhan dan gejala-gejala yang tampak pada tanaman.
Tujuan pemberian pupuk,di antaranya :
a.      Kebutuhan unsure hara pada tanaman yang terpenuhi
b.      Dapat memacu pertumbuhan tingkat tanaman
c.       Menghasilkan tanaman yang tumbuh optimal dan sesuai denga harapan

Pemupukan
Umur tanaman
Jenis pupuk
perbandingan
Kosentrasi/10 liter air
perlakuan
Ke-1





Ke-2





Ke-3





Ke-4








16.  Penyiangan
Membersihkan  gulma yang mengganggu tanaman pokok, dilakukan pada saat mengganggu
17.  Pemangkasan
Pemangkasan merupakan pengambilan tanaman seperti daun,cabang tunas,dan buah dengan tujuan untuk mengurangi resiko serangan penyakit. Memperkokoh tanaman ,mengoptimalkan sinar matahari,biasanya di lakukuan pada saat perempasan tunas air.
Pemangkasan tanaman pada tanaman cabai keriting di lakukan pada waktu pagi hari atau dalam keadaan lembab setelah hujan.karena pada pagi hari tanaman masih dalam keadaan segar mengandung air,namun ada yang berpendapat ahli tanaman,pemangkasan yang baik  dilakukan pada siang hari dikarenakan pada pagi hari bakteri dan jamur masih bekerja.
18.  Pengikatan
Sistem pengikatan pada tanaman cabai keriting bertujuan supaya tanaman kuat tidak roboh dan tumbuhnya tegak. Pengikatan pada cabai keriting dilakukan pada tanaman berumur ± 4 MST dengan tinggi ± 40 cm.
Pengikatan tanaman pada cabai keriting diharapkan tidak sampai melukai batang, pengikatan menggunakan tali simpul agar tanaman batangnya tidak terluka yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan tanaman.
19.  Pengendalian Hama dan penyakit tanaman cabai keriting
Kerusakan pada tanaman disebabkan adanya factor hama dan penyakit. Hama adalah serangga atau hewan yang secara kasat mata nampak jelas di suatu lapangan dimana hama atau binatang bias merusak dan mengganggu tanaman yang dibudidayakan.
Pencegahan dengan menggunakan pestisida antara lain :
a.      Sangkur
b.      Demolish
c.       Sidamethrin

18. Roguing
Melakukan roguing hanya memisahkan atau membuang tipe simpang atau off tiype. Dilakukan sebelum panen sekitar 30-40 hst.




18.      Pemberian  Pupuk daun dan ZPR
Pemberian pupuk daun dilakukan untuk mempercepat proses pengambilan unsure hara yang mungkin tidak dapat diserap akar. Sedangkan Pemberian Zpr bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tunas baru.

19.         Panen dan prosesing benih
a.         Panen dilakukan pada buah cabai yang sudah memerah 60-70 hst
a)   Langkah-langkah prosesing benih :
1.      Menyiapkan  alat dan bahan
2.      Membelah  buah menjadi 2 bagian
3.      Mengambil   biji menggunakan tangan atau alat yang disediakan. Kemudian masukan kedalam wadah
4.      Mencuci  benih dengan detergent sampai daging buah terpisah dari biji
5.      Benih dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan busa
6.      Benih yang terapung atau hampa didalam air dibuang
7.      Benih yang telah diproses selanjutnya dijemur didalam wadah
8.      Benih yang sudah kering disortasi ubtuk memisahkan benih yang cacat,benih bernas dan benih yang berkecambah
9.      Benih yang bernas dimasukkan kedalam wadah yang sudah tersedia .

20.         Pengujian mutu benih
Setelah benih disetor maka, dilakukan pengujian mutu benih. Pengujian mutu benih dilakukan untuk mengetahui kualitas benih yang dihasilkan selamaproses produksi, dengan ketentuan yang telah ada sesuai dengan standart ISTA dalam pengujian mutu benih yang dilakukan adalah :
a.        Pengujian daya berkecambah
b.        Pengujian kadar air
c.         Pengujian kemurnian fisik
d.        Pengujian bobot 1000 butir
a)    Alat dan Bahan yang digunakan
b)   Alat yang digunakan dari persiapan lahan sampai panen yaitu :
1.    Cangkul                         
2.    Lempak
3.    Sabit
4.    Rollmeter
5.    Timba
6.    Tugal
7.    Tangki
8.    Pisau
9.    Sak
10.      Kalkulator
11.      Pinset
12.      Meja kemurnian
13.      Seed bath
14.      Alat tulis
15.      Tampah
16.      Saringan
c)      Bahan yang digunakan dari persiapan lahan sampai panen yaitu :
1.    Lahan atau areal produksi
2.    Benih cabai
3.    Pestisida bemolish
4.    Zpt, Gandasil B dan Grand K
5.    Pupuk phonska
6.    Lanjaran bamboo
7.    Detergent
8.    Citrus acid
9.    Tali raffia
10.      Alcohol 75%
11.      Label
12.      Kertas merang
13.      Kertas stensil
14.      Kertas tissue
15.      Testing card

21.          Hasil yang dicapai
Dalam produksi buah cabai keriting OP yang telah dilaksanakan pada lahan seluas 0,05 ha dengan jumlah populasi …. Tanaman diperoleh …. Kg dengan hasil Rp……/kg
















BAB III
PROGRAM PENGEMBANGAN

A.    Faktor yang mendukung dan menghambat
1.      Faktor pendukung dalam budidaya cabai keriting untuk benih adalah diwilayah sekolah sehingga mudah dalam pembimbingan juga dalam sarana dan prasaranalainnya untuk bertanam cabai keriting sangat mendukung proses produksi
2.      Faktor penghambat dalam budaya mentimun adalah banyaknya terjadi serangan hama dan penyakit sehingga dalam proses produksi cabai keriting terhambat.
B.    Pengembangan tindak lanjut
Berdasarkan tindak lanjut hasil pendapatan biaya yang telah dimasukkankedalam analisa usaha bahwa produksi benih cabai keriting OP ( Capsicum Annuum Varlongum ) mengalami …….. , ………………………………………………………………………. Mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan sebesar 45 kg.









BAB IV
PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH

A.     PENDAHULUAN

Sebelum melakukan uji daya berkecambah harus mengerti terlebih dahulu arti dari daya berkecambah .

Daya berkecambah adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui prosentase tumbuh suatu benih , pengujian daya tumbuh dibagi menjadi 3 yaitu :
1.      TPT         : Pengujian untuk benih-benih kecil
2.      BPT         : pengujian untuk benih-benih besar
3.      SEND      : Pengujian untuk benih besar+ kecil

B.      TUJUAN

Untuk mendapatkan gambaran dari benih yang diuji yang mendekati lapang dan mengetahui prosentase pertumbuhan benih.

C.      ALAT DAN BAHAN

1.      ALAT
a.   Kaca
b.   Cone
c.    Sedd bath
d.   Pinset
e.   Meja kemurnian

2.      BAHAN
a.   Benih yang diuji
b.   Tissue
c.    Air
d.   Kertas merang
e.   Kertas stensil



D.     TINJAUAN PUSTAKA
Unsur-insur utama bibit adalah struktur bibit yang nantinya daya tumbuh menjadi bagian utama dari tanaman , yaitu : system perakaran tuna batang, kotiledon, titik tumbuh , koleoptil (seludang rumput-rumputan).
·         Benih normal adalah bibit dimana unsure-unsur utamanya menunjukkan
·         kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal apabila ditanam pada lingkungan yang sesuai nbagi benih yang bersangkutan.
·         Benih abnormal adalah bibit yang mempunyai cacat sampai tingkat tertentu sehingga tidak memenuhi persyaratan bibit normal .
·         Benih keras adalah benih yang tetap keras pada akhir jangka waktu pengujian yang telah ditetapkan .
·         Benih dorman adalah benih hidup yang tidah sesuai pertumbuhannya.
·         Benih segar tidak tumbuh adlah benih keras yang tetap segar pada akhir pengujian dan akan menglami perlakuan .
·         Benih mati adlah benih yang tidak tumbuh sampai masa akhir pengujian , biasanya ditandai dengan adanya benih-benih  buruk atau berjamur.




E.      DATA PENGAMATAN SAMPLE NO : ….
































































F.       PEMBAHASAN
Dalam pengujian DB bibit dapat dikatan normal apabila bibit tersebut telah memiliki unsure-unsur yang lengkapdiantaranya adalah :
1.      Mempunyai akar
2.      Mempunyai batang
3.      Mempunyai kotiledon (calon daun)
Faktor –faktor yang mempengaruhi proses perkecambahan di bagi menjadi 2 yaitu :
1.      Faktor dalam  :
a)    Tingkat kemasakan suatu benih
b)   Ukuran benih
c)    Tingkat dormansi


BAB V
KEMURNIAN FISIK

A.     PENDAHULUAN

Pada prinsipnya pengujian kemurnian fisik ialah melakukan analisa kemurnian fisik benih,dengan memisahkan contoh benih dalam 3 bagian yaitu :

1.      Benih murni
2.      Benih tanaman lain
3.      Kotoran benih

B.      TUJUAN
Untuk mengetahui komposisi dari contoh benih yang di uji,berdasarkan prosentase berat komponen dalam contoh benih dalam lot.

C.      ALAT DAN BAHAN

1.      Alat
a.      Pinset
b.      Petridish
c.       Timbangan analitik

2.      Bahan
a.    Benih yang di uji
b.    Kertas buram


D.     PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan  alat dan bahan
2. Memisahkan benih dalam 3 komponen
3. Menimbang masing -masing 3 komponen tersebut
4. Menghitung prosentase masing-masing komponen
5. Membereskan alat dan bahan


E.      TINJAUAN PUSAKA

1.      Komponen benih murni meliputi :

a.      Benih utuh,benih muda,benih ukuran kecil,benih mengkerut dan benih sedikit rusak
b.      Benih yang masih berkecambah ang masih bisa di kenali
c.       Pecahan benih yang berukuran lebih besar dari ukurab aseli

2.      Benih tanaman lain : benih tanaman lain yang di maksud

3.      Komponen kotoran benih :
aPecahan biji dengan ukuran kurang dari setengah atau setengah ukuran aseli
a.      Biji yang sudah terkelupas semua (tanpa kulit biji)
b.      Unit biji yang jelas tidak berisi biji sejati (true seed)
c.       Biji rusak tanpa lembaga (sudah hancur/rusak berat)
d.      Gabah hampa
e.      Sekam,cangkang benih,kulit benih dan lain-lain


F.       DATA PENGAMATAN
CK = 15,01
BM =14,99
BTL=0,0019
KB=0,0023
a)      %BM
b)      %BTL
c)      %KB
Toleransi : 100 % -x 100 %
100 % - 121 % - 21%


G.     PEMBAHASAN
Dalam perhitungan di atas menggunakan rumus :
% BM   =

% BTL   =
% KB    =

















H.     KESIMPULAN
Jumlah komponen benih harus 100 % ditoleransi harus 5 %







BAB VI
PENGUJIAN KADAR AIR

A.     PENDAHULUAN

Setelah melakukan uji daya berkecambah perlu dilakukan penetapan kadar air untuk mengetahui kadar air benih.

B.      TUJUAN

1.      Untuk mengetahui kadar air benih dengan mengunakan mengunakan metode yang sesuai bagi keperluan pengujian ,
2.      Untuk membandingkan kualitas benih antar seed lot
3.      Untuk menduga stobilitasbenih
4.      Untuk menentukan apakah nilai kadar air benih memenuhi peraturan yang berlaku.


C.      ALAT DAN BAHAN

1.    Alat penghancur benih (grinding mill)
2.    Oven listrik yang dilengkapi dengan thermostat dan thermometer dengan ketelitian 0,5 C
3.    Wadah dari bahan porselin lengkap dengan tutup
4.    Penjepit asbes dan sarung tangan
5.    Desikator
6.    Timbangan  analitik
7.    Saringan
8.    Alat pengukur kadar air metode cepat
9.    Tissue
10.                        Alat tulis
11.                        Test card
12.                        Label



D.     PROSEDUR KERJA

a)   Membersihkan alat cawan sebelumdipakai, jika wadah (cawan dan tutup) basah maka dipanaskan terlebih dahulu dengan oven suhu 130 oC   selama 1 jam ,kemudian didinginkan dalam desikator.
b)   Menyalakan oven dan mengatur suhunya hingga mencapai (103±2)oC,
c)    Menyalakan oven dan mengatur suhunya sesuai diameter wadah
d)   Timbang cawan dan tutup sebelum digunakan (W1)
e)   Lakukan penghancuran ukuran benih yang besar dengan cara penggilingan dengan grinder atau diiris
f)     Timbang contoh kerja sesuai dengan diameter wadah
g)   Masukkan contoh kerja kedalam cawan dan timbang beserta tutupnya (M2)
h)   Masukkan cawan berisi contoh kerja dan tutup tersebut kedalam oven
i)     Buka tutup cawan, dan letakkan masing-masing tutup cawan disampingnya
j)     Keringkan pada suhu (130±2)oC selama (17±1) jam
k)    Bila sudah selesai cawan ditutup , dan keluarkan dari oven diinginkan didalam desikator selama 15 menit
l)     Timbang cawan beserta isi dan tutup (W3)
m) Hitung kadar air benih



Saat mengerjakan penetapan kadar air ini , kelembaban udara nisbi laboraturium harus kurang dari 70 %
                                                     
KA

Keterangan :

KA : kadar air
W1: berat cawan kosong dan tutup (gram)
W2: berat cawan + tutup + benih sebelum di oven (gram)
W3: berat cawan + tutup  + benih setelah di oven (gram)

  









BAB VII
PENETAPAN BOBOT 1000 BUTIR
                                   
A.     PENDAHULUAN

Sebelum kita melakukan pengujian bobot 1000 butir kita harus mengerti terlebih dahulu arti dari bobot 1000 butir. Butir adsalah suatu pengujian untuk mengetahui mutu suatu benih

B.      TUJUAN
Untuk mengetahui kualitas/mutu suatu benih berdasarkan beratnya.

C.      ALAT dan BAHAN

a). ALAT
1.         Pinset
2.         Timbangan anality
3.         Petridish
b). BAHAN
1.         Benih yang di uji
2.         Kantong kertas





D.     TINJAUAN USAHA


Apabila koefisien fariasi melebihi dari unit yang di tetapkan ,maka timbang 8 ulangi lagi,maka hitung standar deviasi 16 ulang. Apa bila masih melampaui unit , buang ulang yang menyimpan dari berat rata-rata.





E.      PROSEDUR KERJA

a)      Siapkan alat dan bahan
b)      Hitung benih secara acak 100 butir dengan 8 ulangan
c)      Timbang tiap-tiap ulangan
d)      Catat hasil timbangan
e)      Hitung dengan mengunKn rumus

F.       DATA PENGAMATAN













G.     PEMBAHASAN
Dalam penghitungan boleh dihitung karena koef variasi 4, rumus penghitungan untuk menghitung standar variasi yaitu S= dan untuk menghitung koef yaitu KV= dalam penetapan bobot 1000 butir adapun standart koef variasi yaitu :
o/ 6 untuk benih chaffygrass
o/ 4 untuk benih lainnya



H.     KESIMPULAN
Dalam  penetapan bobot 1000 butir diambil 100 butir untuk setiap ulangan dari fraksi benih murni, ditimbang dan ditetapkan beratnya









PERENCANAAN BIAYA
No
Uraian
Satuan
Volume
Harga /gram
Jumplah

I.        Biaya Tetap




1
Sewa lahan




2
Sewa lanjaran




3
Benih paria





II.      Biaya Variabel





·         Pupuk dasar




1
Kapur dolomite




2
2A




3
SP-36




4
KCL




5
Insektisida





·         Pupuk susulan




1
2A




2
Urea




3
Tambahan urea




4
KCL





·         Pestisida




1
Demolish




2
Sangkur




3
sidamethrin




4
kanon




5
Theodan





·         ZPT




1
Gandasil D




2
Gandasil B




3
Tali raffia




4
Tali rambatan




5
Solar




6
Bensin





III.    Biaya Tenaga Kerja




1
Pengolahan tanah




2
Penyiangan




3
Penerapan





IV.   Biaya HK Tak Terduga










Jumlah I + II + III + IV